SEPA
United States
Environmental Protection
Agency
EPA 160B20001
Desember 2020
PERAIRAN
BEBAS SAMPAH
INTERNASIONAL
PANDUAN IMPLEMENTASI
-------
Daftar Isi
PENGANTAR 3
Apa itu Perairan Bebas Sampah? 3
Apa itu Sampah Laut? 3
Masalah dengan Sampah Laut 4
Dampakdari Sampah Laut 5
MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM PERAIRAN BEBAS SAMPAH 6
Langkah 1: MembentukTim Peluncuran Program Perairan Bebas Sampah 7
Langkah 2 Melakukan Penilaian Situasional 8
Tujuan dari Penilaian Situasional 8
Melakukan Penilaian Situasional 8
Menggunakan Hasil dari Penilaian Situasional 10
Langkah 3: Mengadakan Dialog Pemangku Kepentingan 11
Perencanaan untuk Dialog Pemangku Kepentingan 11
Menyelenggarakan Dialog Pemangku Kepentingan 12
Mengidentifikasi Masalah dan Proyek Potensial 14
Mewujudkan Proyek Menjadi Solusi 15
Langkah 4 Implementasi Proyek dan Tindakan Lebih Lanjut 16
Membentuk Komite Koordinasi Pemangku Kepentingan 16
Implementasi Proyek 17
Menjaga Agar Pemangku Kepentingan Terhubung dan Terlibat 18
Langkah 5: Memantau, Mengevaluasi, dan Mempertahankan Program Perairan Bebas Sampah
dan Proyeknya 19
KESIMPULAN DAN BERBAGI KEBERHASILAN PROGRAM PERAIRAN BEBAS SAMPAH 22
REFERENSI 23
LAMPIRAN 25
Garis Besar Penilaian Situasional 25
Kuesioner tentang Perairan Bebas Sampah di Jamaika 26
Proyek San Juan Bay Estuary Program Perairan Bebas Sampah: Bahan Karakterisasi Sampah
Templat yang Ditemukan 28
Proyek San Juan Bay Estuary Program Perairan Bebas Sampah: Templat Karakterisasi Sampah 39
Agenda Perairan Bebas Sampah di Jamaika 30
Ajakan Perairan Bebas Sampah 33
Pemanfaatan dan Pendanaan SJBEPTFW Kegiatan 35
Kerangka Acuan Komite Perairan Bebas Sampah 41
Lembar Fakta Perairan Bebas Sampah 43
Nawala Domestik Perairan Bebas Sampah U.S. EPA 45
Formulir Evaluasi Dialog Pemangku Kepentingan 52
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 2
-------
PENGANTAR
Panduan Internasional Perairan Bebas Sampah (TFW) adalah sarana yang dirancang untuk memberikan
panduan langkah derni langkah bagi perwakilan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan
tokoh masyarakat untuk merencanakan dan mengimplementasikan program TFW. Panduan ini didasarkan
pada TFW, sebuah pendekatan berbasis pemangku kepentingan U.S. Environmental Protection Agency
(EPA) untuk mengatasi sampah iaut. Panduan dapat digunakan untuk mengimplementasikan TFW sebagai
program nasional atau di tingkat setempat pada masyarakat di sepanjang pantai atau lebih jauh ke hulu di
daerah aliran sungai. TFW dirancang untuk melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pengambilan
keputusan untuk mengatasi masalah iaut, pesisir, dan daerah aliran sungai, serta perbaikan pengelolaan
sampah padat. TFW bekerja dengan menyatukan para pemangku kepentingan dalam mengidentifikasi
dan memprioritaskan kebutuhan mereka yang paling mendesak dan mengembangkan solusi yang dapat
ditindaklanjuti untuk mengatasinya.
APA ITU PERAIRAN BEBAS SAMPAH?
TFW adalah pendekatan strategis berbasis pemangku kepentingan guna mengatasi sampah iaut meialui
perbaikan pengelolaan sampah padat dan memprioritaskan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat
diidentifikasi meialui proses langkah demi langkah yang menyatukan para pemangku kepentingan
untuk membahas keadaan sampah Iaut dan masalah pengelolaan sampah padat terkait di tingkat
pusat atau setempat. Pemangku kepentingan akan menggunakan proses ini untuk mengidentifikasi dan
memprioritaskan proyek guna mencegah dan mengurangi sampah masuk ke jalur sungai dan akhirnya ke
iaut. Panduan Implementasi Internasional Perairan Bebas Sampah didasarkan pada pengalaman EPA yang
bekerja dengan Jamaika, Panama, dan Peru untuk mengimplementasikan program TFW mereka sendiri.
Panduan ini menyajikan pendekatan TFW langkah demi langkah untuk menginstruksikan pengguna tentang
cara mengimplementasikan program TFW di tingkat pusat atau setempat.
Banyak negara menghadapi tantangan yang menghambat upaya mengatasi sampah Iaut Sebagai contoh,
pengalaman EPAdi Jamaika, Panama, dan Peru menunjukkan bahwa beberapa negara menghadapi
tantangan dalam memahami peran kementerian nasional, kesulitan dalam mengatasi kesenjangan atau
ketidakcukupan dalam hal kebijakan dan penegakan, sumber daya yang terbatas, serta pergantian
pemimpin yang tinggi dalam isu yang dimaksud. Banyak negara menghadapi tantangan serupa, termasuk
AS, dan TFW dapat menjadi contoh bagi negara-negara untuk mengatasi tantangan ini dan mengelola
sumber sampah Iaut yang berasal dari darat dengan lebih baik.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 3
-------
APA ITU SAMPAH LAUT?
Sampah laut didefinisikan sebagai sampah buatan manusia yang baik secara sengaja maupun tidak
sengaja dilepaskan ke lingkungan, termasuk jalur kanal sungai dan danau, saluran pembuangan air
limpasan di perkotaan, estuari pesisir, dan lautan1. Jika barang konsumsi, terutama barang sekali pakai
seperti kantong plastik, pembungkus makanan, dan botol minuman, tidak dikelola dengan baik, barang-
barang tersebut dapat masuk ke sungai, a!iran air, dan jalur sungai lainnya. Jalur kanal sungai ini akhirnya
bermuara ke laut. Pandemi COVID baru-baru ini telah secara drastis meningkatkan jumlah barang terbuat
dari plastik yang sekali pakai seperti alat pelindung diri (APD). Penggunaan APD yang meluas di luar
lingkungan klinis kemungkinan besar meningkatkan jumlah sampah laut dan memerlukan pertimbangan
khusus serta peningkatan kesadaran yang terfokus guna mengurangi pembuangannya ke laut.
Menurut survei dari upaya pembersihan pantai dan pembuangan, sumber sampah yang berasal dari
darat menyumbang sekitar 80% dari sampah laut yang ditemukan di garis pantai di seluruh dunia2. Bahan
paling umum yang membentuk sampah laut adalah plastik, kaca, logam, kertas, kain, karet, dan kayu1.
Sebanyak 20% sisa barang yang ditemukan selama pembersihan garis pantai dapat dikaitkan dengan
kerugian di laut baik dari pelepasan yang tidak disengaja atau disengaja dari kapal yang berlayar di laut,
alat pancing dan perangkap yang hilang atau ditinggalkan, atau kapal yang terlantar dan terbengkalap.
Contoh sampah laut urn urn yang berasal dari darat
MASALAH DENGAN SAMPAH LAUT
Sampah laut adalah masalah signifikan yang berdampak pada lautan di seluruh dunia. Sebanyak 80%
sampah laut yang bersumber dari darat sebagian besar diakibatkan oleh pengelolaan limbah padat yang
tidak memadai. Lima negara di Asia menyumbang lebih dari setengah input sampah ke laut - Tiongkok,
indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam2, Sebuah penelitian baru-baru ini memperkirakan bahwa
88-95% dari muatan global sampah plastik yang salah dikelola yang diangkut oleh jalur sungai utama
berasal dari hanya 10 sungai, yang rnana delapan di antaranya berada di Asia.4, Mayoritas sumber
sampah laut yang berasal dari darat ini datang dari sampah plastik. Di AS, sampah plastik menyumbang
kurang dari 13% dari aliran sampah padat kota, tetapi karena sampah ini ringan, rnengapung, dan
dapat dengan mudah terbawa angin dan bertahan di lingkungan, sampah plastik merupakan komponen
sampah laut yang paling terlihat.
Sampah yang tidak terkumpul menjadi sumber utama masalah. Diperkirakan kurang dari 50% sampah
di negara kurang berkembang dikumpulkan dan sekitar 90% sampah dibakar atau berakhir di tempat
pembuangan terbuka5. Sebesar 20% sampah laut yang tersisa sebagian besar berasal dari sumber-
sumber di laut, yang dikaitkan dengan pelepasan di laut dari pembuangan yang tidak disengaja atau
disengaja dari kapal yang berlayar di laut, dan dari alat pancing yang hilang atau ditinggalkan. Global
Ghost Gear Initiative memperkirakan bahwa setiap tahun antara 640.000 hingga 800.000 ton alat tangkap
hilang atau terbengkalai di lautan, estuari pesisir, dan teluk.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 4
-------
Meskipun masalahnya tampak jelas di lingkungan laut, solusinya membutuhkan perbaikan yang signifikan
untuk pengelolaan sampah padat di darat. Jumlah sampah yang tidak terkumpul dan tidak dikelola
dengan baik yang memasuki laut semakin parah dalam beberapa dekade terakhir. Ini menyebabkan
meningkatnya kerugian ekonomi dan kerusakan lingkungan. Kotoran dan sampah dapat diangkut
melintasi darat melalui jalur sungai ke lautan. Ini juga dapat menumpuk di pantai, garis pantai, dan di
dalam pusaran - arus lepas pantai yang besar sampah terapung di lepas pantai. Sampah juga dapat
merusak habitat fisik satwa liar, mengangkut polutan kimia dan nutrisi, dan mengganggu pemanfaatan
lingkungan sungai, laut, dan pesisir oleh manusia.
DAMPAK DARI SAMPAH LAUT
Ekonomi
Sampah laut berdampak pada ekonomi dalam banyak hal. Sampah dan puing dapat
mengganggu navigasi laut dan penangkapan ikan komersial dan rekreasional,
berdampak pada infrastruktur perkotaan melalui penyumbatan saluran air limpasan
dan sistem saluran pembuangan, serta sangat merugikan masyarakat pesisir karena
pemindahan dan pemeliharaan yang berkelanjutan. Sampah mengurangi nilai estetika
dan rekreasi sungai, pantai, dan ekosistem pesisir. Ini menimbulkan konsekuensi
yang tinggi bagi masyarakat yang mengandalkan pariwisata. Di Indonesia, misalnya,
sekitar $166 juta hilang dari pendapatan pariwisata setiap tahun karena kurangnya
pengumpulan dan pengelolaan sampah yang memadai6. Kerja Sama Ekonomi Asia-
Pasifik (APEC) memperkirakan bahwa biaya sampah laut terhadap industri pariwisata,
perikanan dan perkapalan adalah 10,8 miliar USD di wilayah itu saja7.
Lingkungan
Saat sampah menumpuk di perairan, spesies yang bergantung pada lingkungan ini
untuk mencari makan dan berlindung dapat menurun. Organisme sungai, pesisir, dan
laut terancam bahaya fisik akibat tertelan dan terjerat, serta potensi dampak berbahaya
dari kontaminan yang menempel pada plastik dan sampah lainnya. Pembuangan ilegal
ke jalur sungai dapat memperburuk banjir, dan penguraian sampah yang tidak dipilah
dan tidak diolah, baik yang dikumpulkan atau dibuang, melepaskan metana, gas rumah
kaca yang kuat yang berkontribusi terhadap perubahan iklim8.
Kesehatan Publik
Sampah di jalur sungai berpotensi menyerap bahan kimia berbahaya dari lingkungan
dan menjadi mekanisme pengangkut global yang membawa bahan kimia berbahaya
tersebut ke dalam rantai makanan, yang berdampak pada manusia. Masyarakat
yang sangat rentan adalah mereka yang mengandalkan hasil laut sebagai sumber
pangan utama. Sampah dan puing di lingkungan dapat menahan air dan menjadi
tempat berkembang biaknya nyamuk, sehingga berpotensi memudahkan penyebaran
penyakit seperti Zika, Chikungunya, dan Demam Berdarah. Masyarakat dengan
tempat pembuangan terbuka dan sampah yang tidak dikumpulkan juga menunjukkan
kasus penyakit saluran pernapasan yang lebih tinggi serta tingkat kontaminasi
rantai makanan yang meningkat.5. Di daerah dengan rumah tangga membakar atau
membuang sampah secara terbuka, tingkat kasus diare dua kali lebih tinggi dan
infeksi saluran pernapasan akut enam kali lebih tinggi dibandingkan daerah di mana
sampah dikumpulkan secara teratur.9. Pengumpulan sampah yang tidak terkendali
juga memengaruhi kesehatan pemungut atau pemulung, yang mungkin menderita
tingkat penyakit yang lebih tinggi10.
&
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 5
-------
MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM PERAIRAN
BEBAS SAMPAH
TFW menggunakan pendekatan langkah demi langkah yang logis yang mudah digunakan dan langsung
diterapkan bahkan dengan sumber daya terbatas. Tujuan dari pendekatan langkah demi langkah
adalah untuk mengatasi sampah laut secara holistik dan sedapat mungkin melibatkan para pemangku
kepentingan utama. Ini juga membantu pengguna mengidentifikasi proyek berbiaya rendah dan
berteknologi sederhana yang dapat diimplementasikan dalam rentang waktu yang lebih singkat.
Sisa dari Panduan ini akan membawa pengguna melalui langkah-langkah untuk mengimplementasikan
TFW dan menyediakan buku pedoman sederhana untuk mengatasi sampah laut di tingkat masyarakat
atau nasional.
LANGKAH-LANGKAH
UNTUK MENJALANKAN
PERAIRAN BEBAS
SAMPAH
o>
©>
Membentuk Tim Peluncuran Trash Free Waters
Melakukan Penilaian Situasional
©>
Mengadakan Dialog Pemangku Kepentingan
o>
Pelaksanaan Proyek dan Tindakan Lebih Lanjut
©>
Memantau, Mengevaluasi, dan Mempertahankan
Program Perairan Bebas Sampah
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 6
-------
O'
Membentuk Tim Peluncuran Trash Free Waters
Tim Peluncuran TFW merupakan komponen dasar dari program Perairan Bebas Sampah. Tim Peiuncuran
terdiri dari sekelompok kecil pemangku kepentingan utama yang berinvestasi dalam menangani
sampah laut di tingkat pusat atau setempat. Biasanya, Tim Peluncuran akan menyertakan perwakilan
mulai dari pemerintah, LSM, dan jika memungkinkan, seorang tokoh masyarakat. Kepentingan utama
Tim Peluncuran adalah memuiai program dan anggotanya mungkin memiliki keahiian dalam masalah
pengelolaan sampah laut dan/atau limbah padat di tingkat masyarakat atau pusat.
Anggota Tim Peluncuran akan bertanggung jawab untuk hal-hal berikut:
• Memuiai program Perairan Bebas Sampah secara keseluruhan
• Mengoordinasikan dan melakukan Penilaian Situasional
• Mengidentifikasi dan melibatkan pemangku kepentingan
• Merencanakan dan mengadakan dialog dengan pemangku kepentingan yang lebih luas
• Menginformasikan kepada pemerintah, publik, dan media tentang tindakan yang diambil
Setiap anggota Tim Peluncuran harus mengemban tanggung jawab khusus dan berperan sebagai
titik kontak untuk item tindakan tersebut. Tim Peluncuran harus sering mengadakan pertemuan untuk
mengidentifikasi tujuan program, arah strategis-, dan menetapkan rencana untuk melakukan Penilaian
Situasional dan dialog dengan pemangku kepentingan.
DI Jamaika, National Environment
Protection Authority (NEPA) memimpin
Tim Peluncuran TFW yang menyertakan
para pemangku kepentingan seperti
Jamaica Environment Trust, Community
Youth Environment Network, Sandals
Foundation, dan U.S. Peace Corps.
Lembaga lain seperti Kementerian
Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan
Lapangan Kerja Jamaika serta National
Solid Waste Management Authority
memainkan peran penting setelah
peluncuran. Program Lingkungan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United
Nations Environment Program/UNEP)
dan EPA menyediakan dana dan
panduan untuk keseluruhan upaya ini.
Dialog dengan Pemangku Kepentingan TFW Jamaika - Februari 2017
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 7
-------
o>
Melakukan Penilaian Situasional
TUJUAN DARI PENILAIAN SITUASIONAL
Langkah selanjutnya dalam menjalankan TFW adalah mengidentifikasi dan memahami masalah sampah
dan kotoran laut di wilayah yang ditangani. Langkah ini melibatkan pelaksanaan Penilaian Situasional.
Penilaian Situasional adalah proses yang mengumpulkan, mensintesis, serta mengomunikasikan data
dan informasi tentang masalah sampah laut di tingkat pusat atau setempat untuk menyampaikan
pengambilan keputusan dengan lebih baik. Tim Peluncuran akan melakukan Penilaian Situasional dengan
ahli teknis lainnya, seperti pejabat pengelolaan limbah dan spesialis perlindungan laut di pemerintah atau
masyarakat sipil.
Penilaian Situasional juga digunakan sebagai survei dasar untuk menginformasikan Tim Peluncuran
tentang persepsi publik mengenai status terkini dari pengelolaan sampah padat dan masalah sampah
laut di tingkat pusat atau setempat. Terakhir, Penilaian Situasional harus dibagikan dengan semua
pemangku kepentingan sebelum dialog dengan pemangku kepentingan.
Penilaian Situasional harus memberikan informasi berikut:
0 Masalah pengelolaan sampah laut dan sampah padat yang harus ditangani di masyarakat
0 Daftar pemangku kepentingan yang relevan dan kekhawatiran awal mereka, termasuk populasi
yang terpinggirkan
0 Kesenjangan atau kesalahpahaman informasi
0 Data limbah dan sampah untuk membantu mendukung pengambil keputusan dalam membuat solusi
0 Perundang-undangan serta data kependudukan dan geografis yang relevan
0 Upaya saat ini dan masa lalu di masyarakat untuk mengatasi sampah laut
0 Hukum yang ada terkait sampah laut dan pengelolaan sampah padat
0 Studi atau laporan setempat tentang sumber sampah laut yang berasal dari darat
0 Informasi tentang sumber setempat dan jenis sampah laut
0 Kapasitas dan sumber daya organisasi serta pemangku kepentingan yang terlibat dalam isu tersebut
0 Potensi hambatan untuk keberhasilan
0 Informasi relevan lainnya untuk menyampaikan diskusi pemangku kepentingan
CARA MELAKUKAN PENILAIAN SITUASIONAL
Tim Peluncuran harus bertemu untuk mengembangkan garis besar Penilaian Situasional dan menetapkan
peran serta tanggung jawab untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menyusunnya.
Penilaian tersebut tidak harus menyeluruh, tetapi tetap harus ada guna menyediakan informasi yang lebih
baik kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat umum tentang kondisi terkini masalah sampah
laut di tingkat pusat atau setempat. Setiap kesenjangan informasi yang diidentifikasi dalam Penilaian
Situasional harus didiskusikan selama dialog pemangku kepentingan. Contoh garis besar Penilaian
Situasional dapat ditemukan di Lampiran.
Setelah Tim Peluncuran mengidentifikasi peran, tanggung jawab, dan skema anggota, Tim Peluncuran
harus menyusun pertanyaan untuk pakar setempat dan anggota masyarakat. Tim Peluncuran harus
mengajukan pertanyaan berdasarkan masalah yang dihadapi masyarakat. Setiap masyarakat (atau
negara, tergantung pada cakupan program TFW yang ditetapkan) akan menghadapi masalah dan realita
yang berbeda terkait status pengelolaan sampah laut dan sampah padat.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 8
-------
Lihat pada daftar pertanyaan di bawah ini untuk menentukan pertanyaan mana yang paling baik
diterapkan di masyarakat terpilih dan akan membantu para pemangku kepentingan dalam menentukan
solusi. Ini hanya contoh pertanyaan yang harus dijawab oleh Penilaian Situasional dan tidak secara
menyeluruh mencakup Penilaian individu mana pun. Tim Peluncuran juga dapat mengajukan
pertanyaannya sendiri, tergantung pada apa yang diperlukan untuk mencerminkan realita dari negara
atau masyarakat terpilih untuk menyampaikan pengambilan keputusan dengan lebih baik.
Apakah ada undang-undang terkait pengelolaan sampah laut atau limbah padat di masyarakat terpilih?
Apa peran dan tanggung jawab pemerintah dalam mengimplementasikan pengelolaan limbah?
Apakah terdapat layanan pengelolaan limbah dasar di masyarakat terpilih? Jika ya, sejauh mana
jangkauan layanan tersebut?
Jika ada, pengumpulan sampah seperti apa yang dilakukan di masyarakat perumahan pada umumnya?
Apakah ada tempat sampah di ruang publik yang dikumpulkan secara rutin?
Bagaimana persepsi publik tentang sampah dan dampaknya terhadap lingkungan?
Apa kendala keuangan dalam memberikan pelayanan pengelolaan limbah kepada masyarakat
yang dipilih?
Upaya apa yang sedang atau sudah dilakukan untuk mengatasi sampah laut?
Apakah pemerintah melakukan studi karakterisasi limbah untuk masyarakat yang dipilih?
Di mana letak "titik panas" sampah laut - area akumulasi sampah di garis pantai atau dekat jalur sungai?
Apa Aplikasi Data Sampah Favorit Anda?
Marine Debris Tracker - http://www.marinedebris.engr.uga.edu
Dibuat oleh lab Dr. Jambeck di University of Georgia,
aplikasi ini dapat mengumpulkan dan memudahkan akses
ke semua data sampah secara terperinci yang dikumpulkan
oleh pengguna. Data ini membantu lab Jambeck dengan
pemodelan dan analisis terkait input plastik dari sumber yang
berasal dari darat.
Clean Swell - https://coastalcleanupdata.org
Aplikasi Clean Swell dari Ocean Conservancy dimasukkan
ke basis data pembersihan pantai mereka yang lebih besar
sehingga membuat analisis yang kuat. Aplikasi ini menggunakan
kategori item yang sama dengan kartu data kertas mereka.
Litterati - https://www.litterati.org
Semua data belum dapat diunduh secara publik, tetapi
dengan gambar yang diperlukan untuk setiap item, kumpulan
data ini adalah yang paling kuat dalam hal kontrol kualitas.
Analis dapat melihat beberapa karakteristik seperti jenis item,
jenis bahan, dan merek.
Global Alert - https://www.oceanrecov.org/global-oceanalert-
system/solution.html
Ocean Recovery Alliance telah menciptakan Global Alert
sebagai sarana online yang memfasilitasi pengguna untuk
melaporkan, menilai, dan memetakan titik panas sampah di
jalur sungai dan garis pantai mereka melalui perangkat seluler
dan platform berbasis web.
Open Litter Map - https://openlittermap.com/
Upaya dari Belanda ini membandingkan pengumpulan sampah
di berbagai negara. Setiap pengguna dapat melakukan analisis
mereka sendiri. Penggunaan gambar untuk menangkap
tampilan lanskap membantu memberikan kendali mutu.
Sebagai bagian dari Penilaian
Situasional di Jamaika, Relawan
Peace Corps AS menyurvei
masyarakat mereka mengenai
praktik pengelolaan limbah padat
dan memberikan datanya kepada
Otoritas Perlindungan Lingkungan
Nasional (National Environment
Protection Authority / NEPA). NEPA
memasukkan Penilaian tersebut ke
dalam survei nasional yang mereka
gunakan untuk menginformasikan
pengambilan keputusan mereka
tentang peningkatan pengelolaan
limbah.
Data tentang sumber dan jenis
sampah laut, jika tersedia, dapat
menjadi komponen penting dari
Penilaian. Ada banyak aplikasi
ponsel pintar yang tersedia untuk
membantu mengumpulkan,
menyimpan, dan menyusun data
tentang jenis sampah laut yang
ditemukan di lingkungan setempat.
Aplikasi lain sangat membantu
dalam memetakan titik-titik sampah
di daerah aliran sungai. Aplikasi
yang disorot di sini lebih sesuai
untuk pengetahuan bagi warga
dan tidak boleh menjadi pengganti
studi karakterisasi sampah formal
yang dilakukan oleh pejabat
setempat.
Panduan Internasional tentang
Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 9
-------
m
z
c_
>
I-
>
Z
>
z
XI
73
o
G)
73
>
TJ
m
73
>
73
>
Z
CD
m
DO
>
CO
in
>
2
"O
>
i
G)
>
X
MENGGUNAKAN HASIL DARI PENILAIAN SITUASIONAL
Informasi yang dikumpulkan dari Penilaian Situasional harus disusun menjadi laporan atau tayangan slide
yang dapat dengan mudah dibagikan kepada pemangku kepentingan dan masyarakat umum. Penilaian
akan digunakan ketika berkomunikasi dengan publik dan berinteraksi dengan pejabat pemerintah, tokoh
masyarakat, dan sektor swasta tentang masalah sampah laut.
Penilaian ini akan memberikan wawasan penting tentang keadaan lingkungan terkait sampah laut dan
pengelolaan sampah padat. Selain itu, penilaian akan membantu menilai kapasitas dan sumber daya
organisasi dan komunitas terpilih yang bekerja dengan program TFW. Gunakan Penilaian ini untuk
menginformasikan proses ke depannya, terutama dengan mengidentifikasi pemangku kepentingan mana
yang sangat penting bagi program dan proses dialog dengan pemangku kepentingan.
Berikut adalah sumber yang dapat digunakan sebagai referensi mengenai cara melakukan dan
mengembangkan Penilaian Situasional atau jeniscakupan materi yang diperlukan untuk dimasukkan
ke dalam penilaian (yaitu templat karakterisasi sampah). Sumber Daya tercantum dalam Lampiran di
dokumen ini.
• Panduan Partisipasi Publik (https://www.epa.gov/international-cooperation/public-participation-guide-
view-and-print-versions) - Panduan ini memberikan gambaran yang jelas tentang pertimbangan penting
dalam desain dan pelaksanaan program partisipasi publik yang berarti, termasuk informasi yang
berguna tentang Penilaian Situasional. Panduan ini juga tersedia dalam bahasa Spanyol, Arab, Prancis,
dan Tiongkok.
• Templat Penemuan Bahan Karakterisasi Sampah - Templat pelacakan untuk mencatat bahan yang
ditemukan, ini adalah templat dari Puerto Rico, (lihat Lampiran)
• Templat Karakterisasi Sampah (Spanyol) - Sebuah templat dari Puerto Riko untuk menggolongkan
bahan sampah. (lihat Lampiran)
• Survei Persepsi masyarakat Peace Corps di Jamaika - Survei masyarakat yang mengukur gagasan
masyarakat tentang praktik pengelolaan sampah padat. (lihat Lampiran)
Pemasangan Litter Gitter, atau perangkap sampah, di Stat menyortir sampah yang telah dikumpulkan dari
sepanjang sungai kecil di AS. Litter Gitter
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 10
-------
©
~ Mengadakan Dialog Pemangku Kepentingan
Mempertemukan para pemangku kepentingan untuk berdialog adalah langkah terpenting dalam
implementasi Perairan Bebas Sampah. Tujuan dari dialog ini adalah untuk menyatukan para
pemangku kepentingan utama di tingkat pusat atau setempat untuk membahas masalah sampah
laut serta mengidentifikasi dan memprioritaskan solusi untuk mengatasinya. Nilai tambah dari dialog
pemangku kepentingan adalah memberikan peluang interaksi langsung antara pemangku kepentingan
dengan perspektif yang beragam; mendorong pertukaran informasi dan data; mempresentasikan
dan menyebarluaskan Penilaian Situasional; dan mendorong kemitraan dan hubungan kerja untuk
mengidentifikasi serta mengembangkan solusi yang dapat ditindaklanjuti. Dialog-dialog ini dapat
dipadatkan ke dalam format lokakarya satu hari atau terdiri dari banyak diskusi terpisah dengan
kelompok yang sama tetapi dalam jangka waktu yang lebih lama, tergantung pada kebutuhan dan
kendala para pemangku kepentingan.
MERENCANAKAN DIALOG PEMANGKU KEPENTINGAN
Dialog dengan pemangku kepentingan memberikan kesempatan untuk:
~ Membagikan fitur utama dan dasar dari program TFW
~ Mengidentifikasi dan membangun hubungan pemangku kepentingan yang akan membantu
menginformasikan dan mengimplementasikan solusi dalam program TFW
~ Menyediakan forum untuk pertukaran informasi dan data yang kuat di antara mereka yang paling dekat
dengan masalah di masyarakat
~ Mendiskusikan peluang dan tantangan terkait penanganan sampah laut
~ Mendapatkan pemahaman dasar tentang masalah saat ini (yaitu hal yang telah dilakukan untuk
mengatasi sampah laut di masa lalu, dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi sampah laut
dengan lebih baik di masa mendatang)
~ Menyusun rencana yang jelas dan langkah-langkah selanjutnya untuk bergerak maju dengan
mengimplementasikan solusi dan mengomunikasikan pesan terpadu
Siapa pemangku kepentingan?
Pemangku kepentingan harus terdiri atas individu-individu dari sektor-sektor berikut:
• Pemerintah (pusat, setempat, daerah)
• Sektor swasta (bisnis, kamar dagang, pariwisata)
• Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
• Akademisi (sekolah, universitas, peneliti setempat)
• Tokoh masyarakat
• Relawan Pembangunan (Peace Corps AS, JICA, AusAid)
• Anggota masyarakat
Penting untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan yang terkait agar terlibat dalam TFW. Identifikasi
individu sewajarnya harus dilibatkan berdasarkan kebutuhan dan tujuan program TFW. Pemangku
kepentingan yang tepat adalah orang yang sudah terlibat dalam jenis pekerjaan ini, memiliki tanggung
jawab dan/atau otoritas hukum atas masalah tersebut dan/atau terkena dampak atau berkontribusi
terhadap masalah tersebut.
Otoritas pengelolaan limbah padat pusat atau setempat perlu dilibatkan mengingat sampah laut sering
kali diakibatkan oleh pengelolaan limbah padat yang tidak memadai di darat. Pemangku kepentingan
penting lainnya mungkin adalah kementerian pariwisata, lingkungan, pengelolaan sampah padat, dll,
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 11
-------
spesialis perlindungan pantai, dan pengelola kota. Mereka kemungkinan besar memahami sepenuhnya
dampak sampah laut bagi masyarakat dan memiliki keahlian dan pengetahuan setempat yang diperlukan
guna menyampaikan pengambilan keputusan dengan lebih baik dan mendukung dialog yang kuat.
Seiring waktu, para pemangku kepentingan akan membangun jaringan dengan satu sama lain dan dengan
anggota masyarakat serta pemimpin. Jaringan dan hubungan dalam masyarakat ini akan meningkatkan
kapasitas anggota masyarakat untuk menjadi lebih sadar akan masalah ini, lebih menentukan pertanyaan
apa yang perlu ditanyakan serta bagaimana pertanyaan harus dijawab dan berpartisipasi dalam diskusi
pemangku kepentingan tambahan untuk membantu mengidentifikasi solusi yang tepat.
Berapa banyak pemangku kepentingan yang harus disertakan?
Jumlah pemangku kepentingan dapat bervariasi, tetapi akan lebih produktif jika jumlah peserta lebih
sedikit dalam grup, idealnya 30 atau kurang. Mempertahankan jumlah peserta yang rendah untuk
dialog memastikan kelompok kelolosan yang produktif dan memungkinkan lebih banyak waktu bagi
para pemangku kepentingan untuk berbagi perspektif mereka dan bekerja satu sama lain untuk
mengembangkan solusi.
Kontribusi apa yang dapat diberikan oleh pemangku kepentingan?
Pemangku kepentingan memberikan informasi berharga tentang keadaan masalah saat ini. Melibatkan
pemangku kepentingan selama dialog Perairan Bebas Sampah membantu untuk:
• Memberikan wawasan mendalam terhadap masalah
• Memberikan perspektif yang berbeda tentang apa yang akan dianggap sebagai informasi yang
kredibel, berkualitas tinggi, dan berguna
• Memfasilitasi diskusi tentang data dan informasi yang ada yang dikumpulkan (yaitu survei persepsi
publik, studi karakterisasi limbah, dll.)
• Memastikan partisipasi yang luas dari anggota masyarakat dalam program Perairan Bebas Sampah
• Menghubungkan pengambil keputusan dengan orang-orang yang terkena dampak dari sampah laut
Pemangku kepentingan utama dapat
diberikan slot waktu selama dialog
untuk berbagi beberapa pekerjaan
mereka. Misalnya, di Jamaika, Jamaica
Environment Trust (JET) menjalankan
kampanye anti-sampah kesadaran
masyarakat yang terkenal di pulau
yang disebut "Nuh Dutty Up Jamaica".
Memiliki pemangku kepentingan
yang hadir pada upaya yang berhasil
dapat berfungsi baik sebagai motivasi
untuk proyek baru maupun ringkasan
pekerjaan yang ada.
anggaran apa pun.
• Mengelola risiko, terutama jika programnya kontroversial
Setelah diidentifikasi, bagaimana seharusnyaTim
Peluncuran berkomunikasi dengan para pemangku
kepentingan?
Memelihara basis data pemangku kepentingan adalah bagian
penting dari penjangkauan pemangku kepentingan. Banyak
kelompok pemangku kepentingan membuat grup WhatsApp,
halaman Facebook, atau memanfaatkan platform media sosial
dan daftar email lainnya untuk berkomunikasi secara efektif
dengan pemangku kepentingan.
MENYELENGGARAKAN DIALOG DENGAN PEMANGKU
KEPENTINGAN
Setelah pemangku kepentingan telah diidentifikasi, Tim
Peluncuran dapat mulai merencanakan logistik untuk
menyelenggarakan dialog dengan pemangku kepentingan.
Perencanaan termasuk mengidentifikasi fasilitator yang kuat
serta tempat, menyusun agenda dan memeriksa kebutuhan
Fasilitator
Fasilitator (atau para fasilitator) yang kuat akan membantu peserta untuk mengidentifikasi atau
memperjelas tujuannya, membawa beragam perspektif menuju konsensus dan secara ahli menjaga
momentum dengan peserta sambil secara strategis menggerakkan mereka menuju tujuan mereka.
Fasilitator harus menjadi pembicara yang netral dan dinamis dengan pemahaman menyeluruh tentang
masalah dan kemampuan untuk menghadapi tantangan dan ketidaksepakatan yang tidak terduga yang
mungkin muncul selama dialog.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 12
-------
Agenda
Agenda harus dibuat dengan hati-hati sehingga memenuhi kebutuhan dan tujuan dari para pemangku
kepentingan dan tujuan dialog. Jurnlah waktu yang dialokasikan untuk dialog dapat sangat bervariasi.
Seperti disebutkan di atas, dialog dapat terjadi pada satu waktu dalam format terpadatkan atau
dapat menjadi serangkaian dialog dalam jangka waktu yang lebih lama Ini semua tergantung pada
ketersediaan dan motivasi para pemangku kepentingan untuk bekerja sama dan ini harus dievaluasi
selama kontak awal dengan mereka. Guna memaksimalkan waktu dan mendapatkan hasil terbaik dari
dialog, agenda harus mencakup hal-hal berikut:
• Pengantar program Perairan Bebas Sampah
• Ikhtisar dari masalah
• Penyajian Penilaian Situasiona!
• Tantangan dan peluang
Tempat
Lokasi fisik dari tempat harus dapat
diakses oleh semua peserta dan harus
menyediakan ruang yang cukup untuk
sesi kelompok kecil. Di kota-kota besar
tempat bisa di hotel, gedung pelayanan
atau di mana saja yang terdapat ruang
konferensi. Masyarakat yang lebih
kecil mungkin mempertimbangkan
penggunaan pusat masyarakat
atau sekolah. Idealnya, yang terbaik
adalah memiliki meja bundar dengan
5-6 peserta per meja. Ini membantu
memfasilitasi diskusi kelompok yang
lebih baik selama dialog.
• Mengidentifikasi dan memprioritaskan solusi
• Mengukur kemajuan
• Desain dan manajemen proyek
• Mempertahankan program
Perairan Bebas Sampah
Peserta lokakarya bertemu di pusat masyarakat di Peru untuk dialog
pemangku kepentingan TFW
Beberapa peserta mungkin tidak dapat nadir secara langsung tetapi berkomitmen untuk pengembangan
dan implementasi program TFW. Meskipun interaksi tatap muka antara semua peserta ideal untuk diskusi
yang kuat, Tim Peluncuran harus memastikan bahwa tempat tersebut memiliki kemampuan teknis, melalui
sistem telekonferensi atau konferensi web, untuk mengalirkan dialog ke peserta jarak jauh yang tidak
dapat berpartisipasi secara tatap muka.
Undangan
Disarankan agar undangan mencantumkan agenda dan tujuan dari dialog. Undangan harus dikirim
dengan waktu yang cukup sebelum dialog sehingga pemangku kepentingan dan peserta lain dapat
menyiapkan diri. Anda dapat menemukan contoh undangan di Lampiran.
Pendanaan - Periksa Apakah Anggaran Dibutuhkan
Setelah ada jurnlah biaya yang diperlukan untuk dialog, identifikasi sumber keuangan yang tersedia untuk
dialog dan implementasi proyek, bahkan jika hanya berupa estimasi. Carl sumber pendanaan, melalui
hibah, donasi, atau investor. Mengidentifikasi dan mengelola sumber-sumber ini merupakan bagian
penting dari proses dialog. Program Muara Nasional Teluk San Juan Puerto Rico, misalnya, memiliki
deskripsi tentang pendekatan mereka terhadap pendanaan program Perairan Bebas Sampah berjudul
"Leveraging and Funding SJBE.P TFW Activities" yang dapat ditemukan di Lampiran.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 13
-------
t
Ringkasan tindakan utama untuk perencanaan dan penyelenggaraan Dialog Pemangku Kepentingan:
1. Identifikasi tanggal, waktu, dan tempat untuk
dialog pemangku kepentingan Perairan Bebas
Sampah.
2. Tuliskan daftar pemangku kepentingan yang
akan diundang.
3. Identifikasi fasilitator yang kuat.
4. Tentukan tujuan dan sasaran dari dialog.
5. Susun agenda untuk memenuhi tujuan dan
sasaran dialog pemangku kepentingan.
6. Buat undangan dan kirimkan jauh-jauh hari
sebelumnya kepada semua peserta. Sertakan
agenda dan salinan Penilaian Situasional.
7. Kumpulkan bahan untuk dialog. Ini dapat
mencakup kartu catatan, papan poster, kertas
flipchart, pena, kertas bergaris untuk membuat
catatan, folder, dll.
8. Konfirmasi kehadiran melalui RSVP.
9. Selenggarakan dialog!
MENGIDENTIFIKASI MASALAH DAN PROYEK POTENSIAL
Tujuan utama menyelenggarakan dialog pemangku kepentingan adalah untuk mengidentifikasi masalah
dan memprioritaskan proyek yang relevan untuk mengatasi masalah tersebut. Penting untuk memiliki
fasilitator yang baik guna membantu menyatukan pandangan pemangku kepentingan yang mungkin
berbeda. Proses ini akan menghasilkan musyawarah untuk mengidentifikasi masalah yang paling
mendesak dan memilih proyek yang diinformasikan oleh masukan pemangku kepentingan.
Disarankan agar fasilitator membagi pemangku kepentingan ke dalam kelompok-kelompok kecil dengan
perwakilan yang beragam untuk pertukaran informasi yang lebih baik dan mengalokasikan waktu yang
cukup untuk diskusi tentang topik ini. Melalui diskusi kelompok kecil, para pemangku kepentingan harus
bertujuan untuk mencapai tujuan berikut:
Identifikasi masalah dan kesenjangan
pengelolaan sampah laut dan limbah padat
di masyarakat
Identifikasi dan prioritaskan solusi jangka
pendek, menengah, dan panjang untuk
mengatasi kesenjangan tersebut
Siapkan proyek yang realistis, dapat dicapai,
dan terukur untuk solusi ini
Identifikasi pemimpin/tokoh untuk setiap proyek
Tetapkan item tindakan dan tugas kepada peserta
Identifikasi sumber daya yang tersedia
untuk setiap proyek
Kembangkan catatan konsep untuk
proyek potensial
Jadwalkan tindak lanjut yang diperlukan
setelah dialog
Saat mendiskusikan solusi, pemangku kepentingan harus mempertimbangkan proyek yang meningkatkan
pengelolaan limbah padat yang efektif dan ramah lingkungan dalam kapasitas apa pun. Jika tidak,
pemangku kepentingan mungkin tertarik pada "kemenangan cepat" seperti pembersihan pantai,
meskipun bermanfaat, hanya mengatasi masalah secara dangkal dan gagal memfokuskan upaya pada
sumber masalah.
Akan sangat membantu bagi para pemangku kepentingan untuk bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil guna mengidentifikasi masalah dengan lebih baik dan memprioritaskan proyek-proyek potensial.
Kelompok-kelompok kecil harus mengidentifikasi seorang pemimpin kelompok dan seorang pencatat/
pelapor guna menuliskan poin-poin pembicaraan kunci untuk pesan kepada para pemangku
kepentingan. Informasi ini akan dirangkum oleh fasilitator dialog. Lihat Panduan Partisipasi Publik EPA11
World Cafe (www.epa.gov/international-cooperation/
public-participation-guide-world-cafes); sebuah
metode tentang cara melaksanakan
diskusi kelompok kecil yang dinamis dan interaktif.
Misalnya, metode fasilitasi The World Cafe
membantu mengumpulkan informasi dalam suasana
non-konfrontatif dan memungkinkan suara-suara
di
CATATAN UNTUK FASILITATOR
ATAU TIM PELUNCURAN
yang kurang terwakili untuk didengar. Proses The
World Cafe mengajukan pertanyaan berbeda
untuk diskusi kelompok kecil yang membantu
mengungkap kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman untuk mengatasi masalah sampah laut.
Bagian dari dialog ini bisa menjadi sesi
tempat mencurahkan frustrasi. Fasilitator
harus berusaha meminimalkan pencurahan
dan mengubah percakapan menjadi
kesempatan untuk memahami hambatan
yang mereka hadapi dan pada akhirnya
mengidentifikasi cara untuk menurunkan
hambatan.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 14
-------
MEWUJUDKAN PROYEK MENJADI SOLUSI
Solusi yang telah diidentifikasi perlu dikonseptualisasikan ke dalam proyek yang realistis, dapat dicapai,
dan terukur yang mencerminkan apa yang dibahas selama dialog. Setelah peserta mengidentifikasi
masalah dan memprioritaskan solusi, mereka harus mencurahkan waktu untuk bekerja dalam kelompok
kecil mereka untuk mengembangkan catatan konsep secara luas, menguraikan proyek potensial
untuk implementasi. Misalnya, di Perairan Bebas Sampah Jamaika, para pemangku kepentingan
mengidentifikasi tiga proyek percontohan potensial untuk program Perairan Bebas Sampah. Setiap
kelompok mengidentifikasi proyek yang berbiaya rendah, berteknologi rendah, dan mengatasi
kesenjangan yang disajikan selama dialog pemangku kepentingan.
Catatan konsep bisa singkat, seperti dokumen satu halaman yang menggambarkan tujuan proyek,
mitra yang terlibat, sumber dan pemanfaatan pendanaan potensial, dan deskripsi singkat tentang
implementasi. Mungkin ada beberapa proyek potensial yang muncul selama dialog, sehingga penting
bagi kelompok-kelompok kecil untuk membentuk Komite Koordinasi Pemangku Kepentingan untuk
membantu mengawal proses ke tahap implementasi
berikutnya.
Memprioritaskan Proyek
Proyek-proyek yang diidentifikasi dapat menggambarkan
pekerjaan yang bervariasi dalam lingkup, durasi, biaya
dan tingkat usaha serta kerjasama yang diperlukan untuk
keberhasilan implementasi. Pemangku kepentingan harus
realistis dan pada awalnya mempertimbangkan untuk
memprioritaskan proyek yang mungkin lebih mudah untuk
diimplementasikan dan/atau membutuhkan waktu yang
singkat untuk diimplementasikan. Misalnya, proyek yang
berbiaya rendah umumnya dapat diimplementasikan dalam
waktu 6-8 bulan dan membutuhkan teknologi terbatas yang
menjadikannya proyek pertama yang kuat. Pemangku
kepentingan juga harus mendiskusikan proyek jangka
menengah (1-2 tahun) dan jangka panjang (2-5+ tahun) untuk
dipertimbangkan, tetapi ini mungkin memerlukan dana besar
dan pembangunan kemitraan yang ekstensif untuk dimulai
serta harus dianggap sebagai prioritas rendah untuk tindakan
segera. Contoh proyek jangka menengah dan panjang mungkin
melembagakan rute pengumpulan limbah di lingkungan baru,
mengamankan sumber daya seperti truk pengumpul sampah atau pengembangan sanitary landfill.
Seiring waktu, pemangku kepentingan dapat membangun hubungan dan mencari sumber daya eksternal
untuk dukungan yang mereka butuhkan untuk mengimplementasikan proyek yang lebih besar.
TFW di Jamaika: Proyek Pengurangan
Limbah Padat Whitehouse dan
Bluefields mengatur sistem
pengumpulan untuk limbah yang
kemudian dipisahkan menjadi bahan
pengomposan organik dan plastik.
Organik diberikan kepada petani
dari masyarakat dan plastik yang
dikumpulkan, dikumpulkan dan
ditanggung oleh Mitra Daur Ulang
Jamaika. Sandals Foundation adalah
mitra yang mendanai pengumpulan
dan daur ulang di masyarakat
sekitar dari Sandals Resorts. Pada
akhirnya, tujuan dari proyek ini
adalah untuk mengatur mekanisme
keuangan sehingga masyarakat dapat
menghasilkan uang dari menjual apa
yang mereka kumpulkan.
Komite Koordinasi Pemangku Kepentingan akan mengelola semua catatan konsep proyek terkait
dan prioritas dari proyek. Pencatatan ini penting untuk keberlanjutan dari program TFW, karena
memungkinkan pemangku kepentingan memiliki kemampuan untuk tetap berada di jalur dan terus
bekerja menuju tujuan jangka menengah dan panjang yang telah ditetapkan.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 15
-------
o>
Pelaksanaan Proyek dan Tindakan Lebih Lanjut
MEMBENTUK KOMITE KOORDINASI PEMANGKU KEPENTINGAN
Untuk mengimplementasikan proyek secara efektif dan berhasil, penting untuk membentuk Komite
Koordinasi Pemangku Kepentingan guna mengevaluasi proyek-proyek potensial yang dibahas selama
dialog dan membawanya ke tahap implementas1
Apa itu Komite Koordinasi Pemangku Kepentingan?
Komite Koordinasi Pemangku Kepentingan adalah kelompok pemangku kepentingan yang lebih kecil
yang bertanggung jawab untuk memandu implementasi proyek yang diidentifikasi selama dialog dan
memelihara koordinasi dengan semua pemangku kepentingan yang terlibat. Komite Koordinasi dapat
bertindak sebagai forum untuk secara rutin melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas dan mitra
proyek secara informal atau formal untuk:
• Mmengevaluasi catatan konsep proyek yang diajukan selama atau setelah dialog pemangku
kepentingan untuk implementasi
• Memastikan proyek yang diidentifikasi selama dialog pemangku kepentingan diimplementasikan atau
memiliki rencana untuk implementasi
• Mendiskusikan peluang jangka pendek, menengah, dan panjang yang diidentifikasi dalam dialog
pemangku kepentingan
• Membuat keputusan yang sensitif terhadap waktu antara pertemuan dan keterlibatan pemangku
kepentingan secara tatap muka
• Bertindak sebagai penguji bagi pemangku kepentingan yang lebih luas dan mitra proyek yang terlibat
serta masyarakat secara keseluruhan
Di dalam Komite Koordinasi Pemangku Kepentingan, akan sangat membantu untuk mengidentifikasi
Tokoh Perairan Bebas Sampah. Tokoh Perairan Bebas Sampah adaiah seseorang yang akan menjadi
koordinator utama dari program TFW dan menjaga keberianjutan serta koordinasi komite koordinasi
selama inisiatif. Tokoh bisa siapa saja, tetapi mereka harus memiliki kuaiitas kepemimpinan dan
berkomitmen untuk menangani sampah laut di masyarakat atau di tingkat nasionai. Di Jamaika dan
Panama, misalnya, para ahli di badan iingkungan nasionai berperan sebagai Tokoh; seorang walikota
atau pemimpin masyarakat juga dapat mengambil peran itu.
Komite Koordinasi harus diberikan pengakuan formal melalui dokumentasi untuk memastikan bahwa
semua pihak yang terlibat akan menjaga hubungan dan meningkatkan visibilitas serta pentingnya
kelompok. Sebuah dokumen Kerangka Acuan dapat membantu meresmikan Komite dan memberikan
klarifikasi serta dokumentasi tentang tujuan, fungsi, komposisi, dan operasi dari komite. Contoh dokumen
Kerangka Acuan Komite TFW tersedia di Lampiran. Banyak Komite Koordinasi TFW bertemu beberapa
kali dalam setahun, tergantung pada kebutuhan implementasi.
Botol kaca di laguna Condado, San Juan, Puerto Rico
Sekitar 80% sampah akuatik berasal dari sumber
di darat
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 16
-------
Di bawah ini adalah pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan Komite Koordinasi
Pemangku Kepentingan dan mendefinisikan peran serta tanggung jawabnya:
1. Siapa yang harus ada di Komite?
2. Apa struktur Komite yang terbaik, mengingat kebutuhan daerah atau masyarakat?
3. Apa peran dari masing-masing peserta dalam Komite? Siapa dan dari organisasi apa yang akan
memimpin dan membuat keputusan? Peserta harus berkomitmen dan bertanggung jawab kepada komite.
4. Apa strategi keseluruhan dari Komite? Setidaknya, strategi harus mencakup:
a. Dialog pemangku kepentingan
b. Sumber pendanaan potensial
c. Implementasi dan perencanaan proyek
d. Kampanye kesadaran publik
e. Membuat gugus tugas atau komite penasihat (atau kelompok terorganisir lainnya) untuk memimpin
IMPLEMENTASI PROYEK
Setelah Komite Koordinasi Pemangku Kepentingan terbentuk, komite harus fokus pada implementasi
proyek. Tujuan dari program TFW adalah untuk mendapatkan hasil yang nyata dari dialog pemangku
kepentingan. Pemangku kepentingan ingin melihat bahwa masalah sedang ditangani. Peran dari Komite
Koordinasi Pemangku Kepentingan adalah untuk memandu implementasi proyek. Anggota Komite
individu juga dapat memiliki tanggung jawab di lapangan untuk implementasi.
Agar implementasi proyek yang berhasil diidentifikasi oleh Komite Koordinasi, perlu memiliki rencana
proyek mendetail yang mencakup lini masa, anggaran, peran dan tanggung jawab serta kontingensi jika
ada masalah yang tidak terduga karena keadaan yang meringankan. Sebelum pekerjaan dimulai, Komite
Koordinasi harus bekerja dengan mitra di lapangan untuk menyusun
rencana implementasi dan pernyataan kerja.
Menyusun Rencana Implementasi
Rencana Implementasi menguraikan kegiatan dan keputusan yang diperlukan untuk mengubah tujuan
strategis dan sasaran proyek menjadi kenyataan serta membantu memastikan keberhasilan di lapangan.
TFW menyatukan berbagai pemangku kepentingan dari berbagai sektor ke dalam kemitraan yang akan
melaksanakan proyek-proyek di lapangan. Ini melibatkan banyak pemain, anggaran, dan peran serta
tanggung jawab yang berbeda. Rencana implementasi akan membantu memetakan spesifikasi ini ke
dalam dokumen yang dapat menjadi referensi di seluruh proyek.
Lini Masa
Rencana Implementasi harus memiliki lini masa yang jelas tentang peristiwa dan kegiatan yang
diperlukan untuk keberhasilan implementasi. Lini masa harus mempertimbangkan seluruh proses, mulai
dari mengamankan dana dan menulis pernyataan kerja dengan mitra proyek hingga penyelesaian akhir
dan evaluasi keberhasilan. Biasanya, proyek TFW berbiaya rendah, berteknologi rendah dan dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu yang relatif singkat - satu tahun atau kurang. Proyek yang lebih lama
dan lebih kompleks memerlukan perencanaan dan sumber daya yang ekstensif. Lini masa juga harus
mencakup pencapaian penting untuk kiriman atau acara, tergantung pada proyek.
Peran dan Tanggung Jawab
Peran dan tanggung jawab harus didefinisikan dengan jelas dalam Rencana Implementasi. Individu
yang menulis Rencana Implementasi mungkin bukan orang yang melaksanakan pekerjaan. Karena
TFW menyatukan banyak pemangku kepentingan, dapat membingungkan ketika peran dan tanggung
jawab tidak didefinisikan, terutama dengan peran melaksanakan pekerjaan itu sendiri serta mengawasi
pelaksanaan proyek dan anggaran. Ini adalah posisi kunci yang perlu diidentifikasi sejak awal dan akan
mempertahankan keberhasilan proyek.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 17
-------
Anggaran
Program TFW tidak selalu menyertakan sumber daya yang tersedia untuk implementasi proyek. Di sinilah
penting bahwa pemangku kepentingan berkumpul dan menyatukan sumber daya apa pun yang
mungkin mereka miliki ke dalam proyek yang dapat ditindaklanjuti yang memberikan hasil yang berarti
bagi masyarakat, kota, atau negara. Proyek tidak selalu harus memiliki anggaran besar, dan anggaran
kecil tidak boleh menghalangi pemangku kepentingan untuk melanjutkan proyek. Pertimbangkan untuk
memanfaatkan sumber daya dari proyek lain yang sedang berlangsung di wilayah tersebut untuk
memaksimalkan upaya. Anggaran untuk proyek TFW harus mencakup biaya tenaga kerja, bahan,
perjalanan, serta biaya untuk ke depannya yang potensial guna mempertahankan manajemen proyek.
Kontingensi
Proyek TFW tidak selalu berjalan semulus yang direncanakan. Proyek dapat tertunda, kehilangan
kepentingan pemangku kepentingan utama, atau bahan dapat rusak atau dicuri. Meskipun ini jarang
terjadi, penting untuk merencanakan
segala kontingensi yang mungkin terjadi. Ketika penundaan terjadi, segera diskusikan opsi dengan
pemangku kepentingan dan beri tahu pejabat setempat tentang pencurian bahan apa pun. Kontingensi
mungkin termasuk mempertimbangkan langkah-langkah keamanan atau pengawasan tambahan untuk
mencegah penundaan yang tidak disengaja atau kebetulan. Penting untuk bersikap fleksibel dengan
proyek, dan jika tidak berjalan sesuai rencana, pertimbangkan untuk pindah ke proyek lain yang
diidentifikasi selama dialog yang mungkin lebih mudah untuk diimplementasikan secara langsung.
MENJAGAAGAR PEMANGKU KEPENTINGAN TERHUBUNG DANTERLIBAT
Sangat penting bahwa para pemangku kepentingan tetap terhubung, terlibat dan melanjutkan
pekerjaan yang dimulai di bawah dialog pemangku kepentingan. Peran Komite Koordinasi Pemangku
Kepentingan adalah untuk menjaga keterlibatan dengan mitra proyek dan pemangku kepentingan yang
lebih luas. Karena program TFW sebagian besar bersifat sukarela, program tersebut dapat menjadi
tidak diprioritaskan karena persaingan prioritas serta tanggung jawab anggota Komite dan pemangku
kepentingan lainnya. Mempertahankan momentum dengan pemangku kepentingan dimungkinkan
dengan menjadwalkan pertemuan berulang, baik sebagai pertemuan formal, pertemuan tatap muka, atau
informal, check-in singkat. Ini dapat diatur dan difasilitasi oleh Komite.
Tetap berhubungan dengan kelompok besar bisa jadi sulit. Komite harus mempertimbangkan untuk
membuat platform perpesanan grup seluler (misalnya WhatsApp, Facebook messenger, dll.) untuk
check-in berkelanjutan dengan mitra pelaksana dan pemangku kepentingan serta pihak lain yang ingin
tetap terlibat dan mendapat informasi. Komite dapat menggunakan check-in ini untuk berbagi informasi
tentang langkah selanjutnya, masalah, dan pembaruan proyek dengan para pemangku kepentingan.
Pertemuan tatap muka sangat berharga untuk mempertahankan hubungan antarpribadi yang diperlukan
untuk keberlanjutan program, tetapi dapat menantang untuk dijadwalkan. Check-in informal bisa cukup
untuk memastikan keterlibatan, tetapi utilitas dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan pemangku
kepentingan dan mitra pelaksana Anda.
Selain check-in mingguan atau pertemuan tatap muka, ada cara lain untuk membuat pemangku
kepentingan tetap terhubung dan terlibat. Misalnya, buletin atau ledakan email dapat digunakan untuk
menyoroti kegiatan yang sedang berlangsung, pertemuan masyarakat, acara sains warga, dan tindakan
serta kegiatan lainnya. Contoh nawala program domestik Perairan Bebas Sampah EPA disertakan dalam
Lampiran.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 18
-------
©<
Memantau, Mengevaluasi dan Mempertahankan
Program Perairan Bebas Sampah dan Proyeknya
Setelah dialog selesai, penting untuk menjaga efektivitas program TFW melalui pemantauan proyek,
evaluasi dan identifikasi peluang untuk ekspansi. Komite Koordinasi Pemangku Kepentingan,
sebagaimana dijelaskan pada Langkah 4, harus mencakup proses pemantauan dan evaluasi
serta langkah-langkah untuk semua proyek yang diidentifikasi oleh para pemangku kepentingan
sebagai bagian dari Rencana Implementasi mereka. Penting bagi Komite untuk bekerja dalam
mengimplementasikan sebanyak mungkin proyek yang teridentifikasi; harus ada rencana yang jelas
untuk memprioritaskan proyek. Beberapa proyek mungkin dapat diimplementasikan secara bersamaan.
Jika implementasi bersamaan dimungkinkan, membuat subkomite untuk setiap proyek akan membangun
akuntabilitas, mempertahankan momentum, dan menyediakan koordinasi tambahan antar proyek.
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN TINDAKAN TERKAIT
Pemantauan dan evaluasi berkelanjutan sangat penting untuk mempertahankan program TFW yang
kuat, relevan, dan efektif untuk membantu mengidentifikasi titik-titik lemah dan memastikan keberhasilan
jangka panjang. Misalnya, Dialog Pemangku Kepentingan harus mencakup evaluasi pasea-dialog
yang mengidentifikasi elemen-elemen dialog yang efektif, elemen-elemen yang perlu ditingkatkan,
dan memberikan kesempatan bagi umpan balik pemangku kepentingan. Sangat penting bahwa
Dialog Pemangku Kepentingan untuk terus dievaluasi guna memastikan bahwa masukan mereka
menginformasikan baik program maupun implementasi proyek. Contoh formulir evaluasi Dialog
Pemangku Kepentingan tersedia di Lampiran.
Di tingkat proyek, tahapan implementasi harus dipantau dan dievaluasi secara ketat. Dalam beberapa
kasus, masyarakat yang melaksanakan proyek mereka mungkin mengalami tantangan yang tidak terduga
dan/atau keberhasilan yang tidak direncanakan. Misalnya, apa yang awalnya diidentifikasi selama dialog
pemangku kepentingan sebagai solusi langsung mungkin tidak mudah diterapkan karena keadaan yang
tidak terduga. Pemantauan dan evaluasi adalah alat untuk membantu pelaksana mereplikasi komponen
yang memenuhi tujuan proyek, sarnbil memikirkan kembali komponen proyek yang kurang berhasil.
Setiap proyek TFW akan
memiliki ukuran yang berbeda,
tergantung pada tujuan
proyek. Biasanya, tujuan
utama proyek TFW bertujuan
untuk mengurangi jumiah
sampah laut di lingkungan
selama periode waktu tertentu.
Di bawah ini adalah contoh
proyek untuk membantu
mengilustrasikan tujuan,
tindakan yang sesuai, serta
kegiatan pemantauan dan
evaluasi yang dapat dilakukan
sebeium, seiama, dan setelah
proyek.
Foto dari Program Marine Debris NOAA
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 19
-------
CONTOH 1 | PROYEK: Meningkatkan kesadaran publik tentang sampah pantai
TUJUAN: Meningkatkan kesadaran tentang dampak membuang sampah sembarangan oleh
pengunjung pantai
TINDAKAN POTENSIAL:
1. Menghitung jumlah kampanye kesadaran yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
2. Melakukan survei awal terhadap pengunjung untuk mengukur kesadaran mereka tentang masalah
tersebut. Di akhir dari kampanye penyadaran, lakukan survei lanjutan untuk menentukan apakah
iebih banyak pengunjung pantai menyadari masalah tersebut.
3. Melakukan pembersihan pantai sebelum melaksanakan kampanye kesadaran untuk
mengidentifikasi jenis dan mengukur jumlah sampah yang dikumpulkan. Bandingkan titik-titik data
tersebut dengan titik-titik dari pembersihan pantai yang dilakukan pada akhir kampanye kesadaran
untuk menentukan apakah ada perubahan dalam jumlah dan jenis sampah yang dikumpulkan.
KEGIATAN PEMANTAUAN/EVALUASI POTENSIAL:
Setelah pembersihan pantai awal, pantau secara berkala pada jadwal yang ditentukan (pilih hari
dalam seminggu serta waktu) untuk menilai dan mencatat jumlah dan jenis sampah yang ditemukan di
area kecil pantai. Gunakan titik data ini untuk memfokuskan pesan, lokasi, dan audiens dari kampanye
kesadaran yang sedang berlangsung.
CONTOH 2 | PROYEK: Meningkatkan pengumpulan sampah di masyarakat sasaran
TUJUAN: Meningkatkan jumlah sampah yang dikumpulkan dengan fokus pada bahan daur ulang
bernilai tinggi.
TINDAKAN POTENSIAL:
1. Melakukan analisis sampah atau karakterisasi sampah dari sampah yang dihasilkan di masyarakat
sasaran. Informasi tentang metodologi karakterisasi sampah dapat ditemukan di www.epa.gov/
sites/production/files/2015-09/documents/06numbers.pdf Menerapkan peningkatan dan/atau
perbaikan pengumpulan sampah di wilayah sasaran yang diinformasikan oleh analisis sampah.
2. Melacak jumlah sampah yang dikumpulkan dan/atau didaur ulang di bawah rezim pengumpulan
yang baru. Data ini akan mengukur jumlah sampah yang dikelola dan/atau dialihkan agar tidak
memasuki jalur sungai.
KEGIATAN PEMANTAUAN/EVALUASI POTENSIAL:
Hasil analisis atau karakterisasi sampah akan menghasilkan informasi spesifik tentang aliran sampah
yang berbeda dan persentasenya dibandingkan dengan total aliran sampah. Misalnya, jika analisis
awal menunjukkan bahwa bahan organik merupakan bagian yang signifikan dari aliran sampah,
maka fokusnya adalah meningkatkan daur ulang bahan organik. Setelah program daur ulang organik
diterapkan, lakukan analisis sampah secara berkala untuk menentukan apakah persentase organik
berkurang atau dialihkan ke aliran sampah umum. Informasi ini akan membantu mengidentifikasi area
proyek yang memerlukan penyesuaian untuk meningkatkan daur ulang organik.
CONTOH 3 | PROYEK: Sistem penangkap sampah atau penghalang terapung dipasang di jalur
sungai dengan tingkat polusi tinggi
TUJUAN: Mengurangi jumlah sampah di hilir jalur sungai dari sistem penangkap sampah atau
penghalang terapung yang terpasang
TINDAKAN POTENSIAL:
1. Setelah pemasangan awal, hitung jumlah sampah dan jenis sampah yang dikumpulkan dalam
sistem penangkap sampah (misal. litter boom) selama periode waktu yang ditentukan. Ini dapat
dilakukan beberapa kali selama periode di mana sistem penangkap dipasang. Data ini akan
mengukur jumlah sampah yang mengalir ke hilir di jalur sungai.
KEGIATAN PEMANTAUAN/EVALUASI POTENSIAL:
Pemantauan dan evaluasi terus menerus dari boom atau sistem penangkap sampah sangat penting
untuk memastikan bahwa pemasangan bekerja dengan baik dan aman. Pemantauan ini juga akan
menghasilkan informasi yang mendukung identifikasi titik panas (lokasi di mana sampah terakumulasi
Iebih cepat dibandingkan dengan lokasi lain) dan fluktuasi musiman dalam jenis dan jumlah sampah.
Titik data ini akan memastikan boom beroperasi penuh sehubungan dengan penempatannya dan
sampah yang ditangkap dibuang secara berkala.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 20
-------
Menetapkan tujuan proyek yang realistis dengan iangkah-langkah yang sesuai adalah kunci untuk
menunjukkan keefektifan proyek TFW. Pemantauan dan evaluasi terus menerus terhadap tujuan proyek
dan Iangkah-langkah yang ditetapkan memungkinkan pelaksana proyek untuk mengukur dampak
kegiatan proyek dan menentukan apakah kegiatan tersebut memenuhi tujuan yang ditetapkan. Jika
perbaikan atau perubahan diperlukan untuk memenuhi tujuan, hal itu dapat diinformasikan oleh kumpulan
data ini daripada mengandalkan skenario implementasi coba-coba. Mengukur dan mengevaluasi
keefektifan proyek memungkinkan replikasi elemen keberhasilan dalam implementasi proyek masa depan
sambil menghindari kesalahan implementasi masa lalu.
Keberhasilan program TFW bergantung pada penciptaan struktur akuntabilitas yang dapat dicapai
melalui Komite Koordinasi Pemangku Kepentingan dengan mitra di lapangan, seperti pemerintah daerah,
LSM, atau kelompok masyarakat. Komite ini harus memilik.i rencana implementasi yang mencakup tujuan,
Iangkah-langkah dan proses pemantauan/evaluasi yang sedang berlangsung untuk proyek-proyek
tersebut Implementasi proyek yang berhasil harus dipandu oleh pelajaran sementara yang diperoleh dari
pemantauan dan evaluasi.
Foto dari Program Marine Debris NOAA
Panduan Internasiona! tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 21
-------
7s
m
if)
"0
C
0
>
z
CD
rn
73
CD
>
G)
*
rn
CD
m
73
1
>
(/>
r
>
"O
rn
73
>
73
>
CD
m
CD
>
in
m
>
"O
>
KESIMPULAN DAN BERBAGI KEBERHASILAN
PERAIRAN BEBAS SAMPAH
Panduan Internasiona! TFW adalah sarana yang dirancang untuk perwakilan dari semua tingkat
pemerintahan, organisasi non-pemerintah, dan tokoh masyarakat. Tujuan dari Panduan ini adalah
untuk memberi pengguna alat dan arahan yang diperlukan untuk mengatur, mengimplementasikan,
dan mempertahankan program TFW di masyarakat atau negara. TFW adalah mekanisme yang baik
untuk melibatkan pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan dan membantu membangun
kemitraan di antara pemangku kepentingan yang menciptakan hubungan yang langgeng serta
mendorong solusi berkelanjutan untuk pengelolaan limbah padat dan masalah sampah laut. Pada
akhirnya, keberhasilan program Perairan Bebas Sampah bergantung pada persetujuan masyarakat dan
pemimpin yang bersemangat yang akan memastikan kelanjutan proyek setelah dialog awal.
Keberhasilan program TFW harus dibagikan kepada yang lainnya. Berbagi keberhasilan dapat terjadi
dengan masyarakat lain di daerah aliran sungai yang sama yang menghadapi tantangan serupa, atau
dengan organisasi regional dan global yang menemukan cara inovatif untuk mengatasi sampah laut.
Berbagi keberhasilan dapat membantu menghubungkan pemangku kepentingan lokal dengan keahlian
tingkat nasional, regional atau global serta memberikan motivasi kepada pelaksana proyek. Komite
harus mempertimbangkan untuk mengembangkan studi kasustentang solusi yang sangat inovatif
untuk membantu berbagi keberhasilan ini dengan lebih mudah dan luas. Studi kasus berfungsi sebagai
demonstrasi singkat dan mudah dibagikan kepada mitra eksternal untuk menunjukkan tantangan
masyarakat terhadap sampah laut, menjelaskan mengapa proyek tertentu diidentifikasi untuk mengatasi
tantangan itu, dan menjelaskan hal apa yang berkontribusi pada keberhasilan proyek. Contoh studi
kasus dari proyek pengurangan sampah laut oleh Commission for Environmental Cooperation (CEC)
dapat dilihat di http://www3.cec.Org/islandora/en/item/11836-building-community-solutions-marine-litter-
in-north-america-salish-sea-en.pdf.
Organisasi global dan regional dapat memainkan peran penting dalam mendukung program TFW di
masing-masing negara atau masyarakat lokal, dan penyelenggara program TFW harus menggunakannya
sebagai sumber daya. Sebagai contoh, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United
Nations Environment Programme / UNEP);12 memainkan peran kunci dalam pengimplementasian TFW
Panama dan TFW Jamaika (lihat lembar fakta di Lampiran). Kehadiran permanen UNEP di kawasan
Amerika Latin dan Karibia memungkinkannya terhubung ke proyek-proyek TFW dengan tujuan serupa
di seluruh kawasan dan di tempat lain. Ada juga organisasi lain di masyarakat LSM dan sektor swasta
yang memiliki minat yang sama untuk membantu menyelesaikan masalah sampah laut, antara lain Ocean
Conservancy13, Circulate Capital14, Asia-Pacific Economic Cooperation13, dan Alliance to End Plastic
Waste1®, Organisasi-organisasi ini mencari solusi inovatif untuk masalah sampah laut, terutama solusi
yang dapat direplikasi dan ditingkatkan. Oleh karena itu, ada baiknya untuk lebih memikirkan dampak
dan solusi yang lebih luas seiring berjalannya program TFW lokal
Sebagai penutup, pengurangan sumber limbah padat yang berasal dari darat dapat secara efektif
mengatasi masalah sampah laut. Pengelolaan limbah padat yang efektif dan berwawasan lingkungan
adalah kunci dan harus ditekankan dalam setiap program TFW. Jika tidak, negara-negara mungkin
tertarik pada kemenangan cepat seperti pembersihan pantai, meskipun bermanfaat, hanya mengatasi
masalah secara dangkal dan gagal memfokuskan upaya pada sumber masalah. Faktor kunci dalam
keberhasilan program TFW adalah keterlibatan pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan. Aliansi yang kuat antara kementerian pemerintah terkait, LSM, dan sektor
swasta mendorong kerja sama berkelanjutan dan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi sampah laut
secara komprehensif. Ketika pemangku kepentingan berkomitmen, masyarakat dapat mencapai tujuan
mereka untuk mengatasi sampah laut.
Jalur sungai yang masih alami di Amerika Tengah
Panduan Internasiona! tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 22
-------
REFERENSI
1. U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration's (NOAA) Marine Debris Program.
marinedebris.noaa.gov
2. Jambeck, Jenna et al. 2015. Plastic waste inputs from land into the ocean. Science. Volume 347,
Issue 6223. pp. 768-771.
3. Ocean Conservancy, Stemming the Tide: Land-based strategies for a plastic-free ocean (2015).
oceanconservancy.org/wp-content/uploads/2017/04/full-report-stemming-the.
pdf4. Schmidt, C et al. 2017. Export of plastic debris by rivers into the sea. Environment, Science, and
Technology. Volume 51, Issue 21. pp. 12246-12253.
5. World Bank, "What a Waste 2.0" (2018) openknowledge.worldbank.org/handle/10986/30317
6. Hutton, G et al. 2007. Global cost-benefit analysis of water supply and sanitation interventions.
Water & Health. Volume 5, Issue 4. pp. 481-502.
7. Asia-Pacific Economic Cooperation. 2020. Pembaruan laporan APEC 2009 tentang biaya ekonomi dari
sampah laut ke ekonomi APEC. apec.org/Publications/2020/03/Update-of-2009-APEC-Report-on-Eco-
nomic-Costs-of-Marine-Debris-to-APEC-Economies
8. Ocean Conservancy, The next wave investment strategies for plastic free seas (2017)
oceanconservancy.org/wp-content/uploads/2017/02/the-next-wave-1 .pdf
9. Wilson, et al. 2015. Waste management - still a global challenge in the 21 st century: an
evidence-based call for action. Waste Management & Research. Volume 33, Issue 12. pp. 1049-1051
10. Afon, Abel. 2012. A survey of operational characteristics, socioeconomic and health effects of scav-
enging activity in Lagos, Nigeria. Waste Management & Research. Volume 3, Issue 7. pp. 664-671.
11. EPA A.S., Panduan Partisipasi Publik. epa.gov/international-cooperation/public-participation-guide
12. United Nations Environment Programme (UNEP) Regional Seas, www.unenvironment.org/explore-top-
ics/oceans-seas/what-we-do/working-regional-seas/marine-litter13. Ocean Conservancy. Trash Free
Seas oceanconservancy.org/trash-free-seas
14. Circulate Capital, circulatecapital.com
15. Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Virtual Working Group on Marine Debris
apec.org/marinedebris/About-Us
16. Alliance to End Plastic Waste, endplasticwaste.org
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 23
-------
LAMPIRAN
-------
3?
73
>
GARIS BESAR DARI PENILAIAN SITUASIONAL
I. Pengantar
a. Latar Belakang
b. Tujuan dan Cakupan
c. Latar Belakang Negara/Daerah Lokal
i. Geografi
ii. Demografi
II. Keadaan Sampah Laut dalam konteks nasional/sub-nasional
a. Sumber Sampah
i. Sumber yang Berasal dari Darat
ii. Sumber yang Berasal dari Laut
b. Jenis Sampah Laut yang ditemukan
i. Plastik
ii. Barang Sekali Pakai
iii. Lainnya
c. Area Akumulasi Sampah
d. Jalur sampah dari sumber ke zona laut
III. Data dan Informasi Limbah
a. Data limbah
i. Jumlah dan jenis limbah (jika ada):
1. Dihasilkan
2. Didaur Ulang
3. Dikomposkan
4. Pembakaran dengan Pemulihan Energi
5. Penimbunan
6. Pembuangan
b. Survei dan Tren Sampah
i. Statistik pemerintah
ii. Data llmu Kewarganegaraan
iii. Akademisi
IV. Upaya saat ini untuk mencegah sampah laut: Sumber yang Berasal dari Darat dan Laut
a. Tingkat nasional/tingkat sub-nasional
i. Tindakan regulasi
1. Komite antar kementerian, kemitraan antar pemerintah dan sektor swasta
2. Instrumen kebijakan khusus untuk pencegahan serta pengelolaan limbah dan sampah laut
secara khusus
3. Undang-undang dan peraturan khusus untuk pengelolaan limbah padat
ii. Tindakan sukarela/non-regulasi (pendidikan dan kesadaran, intervensi non-regulasi, dll.)
1. Pemantauan standar dan program
2. Pelaporan dan kepatuhan, termasuk standar (jika berlaku)
3. Komitmen pendanaan
4. Insentif ekonomi dan program keterlibatan pemangku kepentingan lainnya
iii. Pengembangan kapasitas
1. Program kesadaran yang berfokus pada:
a. Pengetahuan dampak
b. Perubahan perilaku yang diinginkan
c. Kerangka regulasi (misalnya skema pengembalian setoran)
2. Pedoman sektoral (pedoman sektor makanan dan minuman, sektor pariwisata, dll)
3. Lokakarya dan konferensi
V. Kesimpulan
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 25
-------
KUESIONER PERAIRAN BEBAS SAMPAH JAMAIKA
PROFIL PERTANYAAN
Jenis Kelamin: ~ Pria ~ Wanita
Rentang Umur: ~ 18-35 ~ 36-55 ~ 56 ke atas
Jumlah Orang dalam rumah tangga Anda:
PENGETAHUAN DAN KESADARAN
Apa itu Limbah Padat/Sampah?
Ya
Tidak
Makanan yang Anda buang
Ban Bekas
Botol Plastik Bekas
Pakaian Bekas
Kemasan dan Wadah Bekas (Kertas,
Kantong Plastik, Karton, Styrofoam)
Cabang-cabang pohon dan
potongan rumput
Furnitur dan Peralatan Bekas
Ponsel dan Elektronik Bekas
Comberan
Menurut Anda pembuangan sampah yang
buruk menyebabkan?
Ya
Tidak
Banjir
Tikus
Nyamuk
Penyakit (Demam, Chick V)
Polusi Air
Polusi Udara
Apakah limbah padat/sampah dapat digunakan kembali? ~ Ya ~ Tidak
Jika ya, dapatkah Anda memberikan satu contohnya?
Tahukah Anda pada hari apa sampah Anda dikumpulkan? ~ Ya ~ Tidak
Seberapa sering sampah Anda dikumpulkan? ~ Harian ~ Mingguan ~ Dua mingguan ~ Lainnya
~ Tidak tahu
SIKAP
Manakah dari berikut ini yang Anda yakini memiliki peran dalam pengelolaan limbah padat di
masyarakat Anda?
~ Anda ~ NSWMA ~ Penasihat/Dewan Paroki Anda ~ MP Anda ~ Pemerintah/Kementerian
~ Lainnya
Bagaimana seharusnya orang merespons ketika sampah tidak dikumpulkan?
~ Tidak melakukan apapun ~ Protes
~ Membawanya ke tempat sampah besar, atau lokasi pembuangan ~ Memanggil NSWMA
~ Memanggil MP/Penasihat ~ Lainnya:
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 26
-------
KUESIONER PERAIRAN BEBAS SAMPAH JAMAIKA
(Lanjutan)
Apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan hal-hal berikut?
Setuju
Tidak
Setuju
Saya hanya bertanggung jawab untuk mengelola sampah di rumah
saya sendiri
Kita semua harus memainkan peran kita dalam menjaga masyarakat kita
tetap bersih
Terlibat dalam pengelolaan Limbah padat dapat membantu menciptakan
lapangan kerja bagi orang-orang di masyarakat kita
Orang membuang sampah di jalan-jalan serta di saluran dan selokan
karena mereka tidak punya cara lain untuk menyingkirkan (membuang)
sampah mereka.
Edukasi publik tentang pengelolaan sampah yang baik merupakan salah
satu cara untuk mengatasi krisis sampah.
Apa yang akan mendorong Anda untuk meningkatkan praktik pengelolaan limbah padat Anda?
• Jika kita menerima lebih banyak bantuan dari Pemerintah?
• Jika kita mendapat pekerjaan, insentif, uang
• Jika iayanan pengumpuian lebih baik
• Jika kita tahu lebih banyak tentang penggunaan kembali dan daur ulang
• Lainnya:
PRAKTIK
Bagaimana cara Anda membuang sampah? ~ Membakarnya ~ Menguburnya ~ Membuangnya
~ Mengeluarkannya untuk dikumpulkan ~ Lainnya:
Di mana Anda menyimpan sampah sebelum dikumpulkan?
~ Di rumah Anda ~ Di halaman Anda ~ di jalan Anda ~ Lainnya:
Bagaimana Anda membuang barang-barang yang tidak dikumpulkan oleh otoritas pengelolaan
limbah setempat, misal. furnitur dan peralatan besar?
Apakah Anda menggunakan kembali limbah padat Anda?
Jika ya, dapatkah Anda menjelaskan apa yang Anda lakukan?
Pernahkah Anda membuang sampah di jalan atau di selokan?
Jika ya, mengapa Anda melakukannya?
Jika tidak, mengapa tidak?
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 27
-------
PROYEK SAN JUAN BAY ESTUARY PROGRAM
PERAIRAN BEBAS SAMPAH: TEMPLAT
KARAKTERISASI SAMPAH YANG DITEMUKAN
¦Q
C
3
£
-i2
re
'C
c
re
-C
re
.q
c
re
-C
re
m
o
:e31
Wi
o
o -is:
^ 8
o s
ro ^
r> C
>
c E
£ 03
E
w .CD
S I
C «3
R> 5
P C
03 -2
-Q
c
ro "&5
-C c
03 o
CO o
o
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 28
-------
-r~\ PROGRAMA DEL # -
Lstuario^X
de la Bahia de San Juan
PROYEK SAN JUAN BAY ESTUARY PROGRAM
PERAIRAN BEBAS SAMPAH: TEMPLAT
KARAKTERISASI SAMPAH
El Programa del Estuario de la Bahia de San Juan busca caracterizar los materiales encontrados
en las limpiezas terrestres y subacuaticas con el fin de obtener informacion sobre el origen de la
contaminacion.
Actividad y lugar:
Fecha: Hora de comienzo:
Hora de finalizada:
Nombre de anotador:
Correo electronico:
Organizacion/grupo:
Tipo de limpieza: ~ Terrestre ~ Acuatica
~ Monitoreo de alcantarillado
Descripcion del area
Municipio: Coordenadas:
Area de muestreo: ~ Laguna ~ Quebrada ~ Aljibe ~ Playa ~ Rio ~ Urbano
Condicion del tiempo: ~ Soleado ~ Lluvioso ~ Nublado
Distancia limpiada: (Metros/Millas)
Epoca del ano:
Resumen de la limpieza
Cantidad de voluntarios
Cantidad de bolsas de basura:
Total de libras de basura:
Observaciones:
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 29
-------
nepa Q
National Environment
and Planning Agency
Peace Corps
AGENDA PERAIRAN BEBAS SAMPAH JAMAIKA
14-16 Februari 2017 • Kingston, Jamaika
Lokasi: Kementerian Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, dan Perikanan
Tujuan Lokakarya: Menyelaraskan dan meningkatkan upaya berkelanjutan di Jamaika untuk mencegah
dan mengurangi sampah laut melalui pengelolaan limbah padat yang lebih baik, dan mengembangkan
strategi terpadu demi keterlibatan pemangku kepentingan yang mencerminkan masalah dan pendekatan
prioritas, serta mengidentifikasi proyek demonstrasi berbiaya rendah untuk pendanaan yang berpotensi
tinggi guna menunjukkan dampak positif bagi masyarakat.
AGENDA
Fasilitator: Shereen Kandil, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) AS
HARI ke-1
08.30 - 09.00 Kedatangan dan Pendaftaran
09.00 - 09.30 Sambutan dan Perkenalan
NEPA - Peter Knight, CEO
UN Environment Caribbean Environment Program - Chris Corbin, Programme Manager
Peace Corps - Paul Sully, Peace Corps Country Director
09.30 - 10.00 Harapan untuk Lokakarya dan Aturan Dasar
Fasilitator: Shereen Kandil
Tujuan dan harapan lokakarya serta upaya kebijakan nasional dan global tentang sampah laut, EPA AS,
Lingkungan PBB dan kemitraan PC pada Perairan Bebas Sampah. Perkenalan singkat para peserta.
Perkenalan akhiri dengan video.
10.00 - 10.45 Kisah tentang Perairan Bebas Sampah
Pembicara: Stephanie Adrian, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) AS
Apa itu Perairan Bebas Sampah dan bagaimana cara kerjanya? Soroti contoh keberhasilan dan
tantangan yang dihadapi oleh proyek di AS dan Jamaika serta beberapa upaya saat ini untuk
mengurangi dan mencegah sampah laut, misal. kampanye Nuh Dutty Up, video proyek lokal, proyek
limbah padat berbasis masyarakat Peace Corps.
10.45 -11.00 Istirahat
11.00-12.30 Riwayat Jamaika
Fasilitator: Shereen Kandil
Presentasi singkat dari program dan kebijakan yang ada di Jamaika yang bekerja pada pencegahan
dan pengurangan sampah laut. Gunakan matriks yang dikembangkan dari informasi yang dikirim
oleh pemangku kepentingan terlebih dahulu. Templat akan diberikan kepada peserta sebelum rapat
agar mereka dapat berbagi contoh upaya berkelanjutan yang dapat digunakan penyelenggara untuk
disoroti selama sesi ini. Daftar tersebut tidak perlu lengkap tetapi lebih menyoroti di mana organisasi
menempatkan sumber daya mereka. Ini akan membantu dengan latihan nanti.
12.30 - 14.00 Makan Siang
oEFft
United Stete*
Envlronmantal Protection
Aoancy
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 30
-------
AGENDA PERAIRAN BEBAS SAMPAH JAMAIKA
(Lanjutan)
14.30 - 16.30 World Cafe [Teknik untuk menghasilkan diskusi tentang upaya, tantangan, dan
peluang potensial yang sedang berlangsung]
Fasilitator: Shereen Kandil
Sesi ini akan mengajak para pemangku kepentingan untuk membahas beberapa masalah utama
yang ada di Jamaika mengenai pencegahan sampah laut dan tantangan yang mereka alami yang
mencegah mereka membuat kemajuan sebanyak yang mereka inginkan. Pemangku kepentingan akan
mengidentifikasi tantangan dan kesenjangan dalam pengelolaan sampah padat yang menghalangi
mereka untuk maju. Kelompok-kelompok tersebut akan mencoba mendiskusikan hambatan apa yang
dapat diatasi dengan bekerja sama dibandingkan hambatan yang membutuhkan investasi keuangan
atau keterlibatan politik yang lebih besar. Kelompok akan melapor setelah World Cafe.
16.30 - 17.00 Penutupan dan Ekspektasi Hari ke-2
Fasilitator: Shereen Kandil
HARI ke-2
09.00 - 09.30 Rekap Hari 1: Menetapkan tahap untuk mengidentifikasi upaya kolaboratif di
bawah TFW
Fasilitator: Shereen Kandil
09.30 -10.00 Inisiatif Plastik Lingkungan PBB di Jamaika
Pembicara: Vincent Sweeny
Rencana Lingkungan PBB untuk Inisiatif Plastik di Jamaika dan bagaimana Perairan Bebas Sampah
dapat melengkapi upaya itu.
10.00 -10.30 Istirahat
10.30 - 12.30 Ide untuk Mengurangi dan Mencegah Sampah Laut dari Seluruh Dunia
Pembicara: Andrew Floran
Presentasi tentang proyek, solusi inovatif, aplikasi, teknologi, dan upaya yang berasal dari masyarakat
dari seluruh dunia yang merupakan contoh upaya berbiaya rendah dan berteknologi sederhana untuk
mengurangi dan mencegah sumber sampah yang berasal dari darat.
12.30 - 14.00 Makan Siang
14.00 - 17.00 Jeda: Merancang proyek dan Memprioritaskan Pendanaan
[Termasuk Istirahat Kerja]
Pembicara: Chris Corbin/Stephanie Adrian
HARI ke-3
09.00 - 11.00 Presentasi desain proyek akhir dan penentuan prioritas
[termasuk istirahat kerja]
Fasilitator: Shereen Kandil
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 31
-------
AGENDA PERAIRAN BEBAS SAMPAH JAMAIKA
(Lanjutan)
11.00 - 12.00 Mengukur Kemajuan
Pembicara: Anthony Mackenzie
Mengidentifikasi tujuan/target dan cara mengukurnya. Mendiskusikan data dasar. Peluang untuk
membahas strategi jangka panjang untuk TFW yang dapat menginformasikan komite koordinasi sampah
laut yang lebih luas. Peran dan tanggung jawab semua pemangku kepentingan. Visi 5 tahun kami.
12.00 - 12.30 Meningkatkan visibilitas Sampah Laut di Wilayah melalui Konvensi Cartagena
dan Protokol Sumber yang Berasal dari Darat - menjadikan Jamaika sebagai
pemimpin di Wilayah dan Tokoh TFW
Pembicara: Chris Corbin
12.30 - 13.00 Penutupan dan Langkah Selanjutnya
Fasilitator: Shereen Kandil
13.00 - 14.00 Makan Siang
14.00 - 16.30 Kunjungan lapangan ke fasilitas daur ulang
16.30 Penundaan
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 32
-------
UNDANGAN PERAIRAN BEBAS SAMPAH
United Nations Environment Programme
UNEP
. El1. '.VM-f U ';li k. }'i
PROGRAMME DES NATIONS UNIES POUR L'ENVIRONNEMENT • PROGRAMA DE LAS NACIONES UNIDAS PARA EL MEDIO AMRIENTE
nPOrPAMMA OPrAHM3AUHH OE"bEflMHEHHblX HAUMM nO OKPVXAIOLMEtf CPEflE
Programs Ambiental del Caribe
Unidad de Coordinacion Regional
Caribbean Environment Programme
Regional Co-ordinating Unit
Programme pour I'Environnement des
Caraibes/ Unite de Coordination Regionale
14-20 Port Royal Street, Kingston, Jamaica • Tel: (876) 922-9267 to 9 • Fax: (876) 922-9292
E-mail: rcu@cep.unep.org • Web: http://www.cep.unep.org/
Ref. CJC//dhh 15 July 2016
Dear Colleagues,
On behalf of the United Nations Environment Program Caribbean Regional Coordinating
Unit (CAR/RCU) and the Caribbean Sub-Regional Office, Peace Corps and the US
Environmental Protection Agency, we would like to thank you all for meeting with us to introduce
the new Trash Free Waters Initiative and to share with us your efforts to address solid waste
and marine litter in Jamaica. As you know, the former Minister of Foreign Affairs Arnold
Nicholson, gave his commitment to Trash Free Waters at the Our Ocean Conference in Chile in
2015. We know there are many efforts already underway to address this issue and we welcome
your participation and enthusiasm in joining this initiative and we hope it can serve a useful
purpose in helping coordinate and strengthen stakeholder efforts while bringing additional
resources to the table.
During our meetings in June, we listened to many stakeholders involved in addressing
marine litter through improving solid waste management, and conservation and outreach, and
learned a great deal about your experiences in Jamaica. We appreciated learning about
ongoing and proposed activities, as well as challenges and opportunities that exist.
We propose to officially launch Trash Free Waters on Thursday, August 18, during a
kick-off ceremony that will publically confirm Jamaica's commitment to this joint effort. High level
officials from NEPA, the National Solid Waste Management Authority (NSWMA), Ministry of
Economic Growth and Job Creation, and all of your respective organizations will be invited to
lend their support to Trash Free Waters Jamaica and help in introducing it to the public as an
initiative that will help reduce and prevent marine litter in Jamaica. It will also help profile
ongoing and new commitments the Government of Jamaica is taking to address this issue.
In advance of the launch of Trash Free Waters Jamaica, we would like to suggest
announcing the formation of a Trash Free Waters Steering Committee that would drive the
efforts under this initiative. Initially, we would propose that two national agencies/organizations
co-chair this committee based on existing mandate and related activities. If your organization is
interested in serving in this role, please let us know.
©UNEA®
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 33
-------
UNDANGAN PERAIRAN BEBAS SAMPAH (Lanjutan)
Following the official launch this August, our Partnership will host a public participation
workshop on marine litter involving key stakeholders from government and non-government
sectors, including your organizations. The workshop will help prioritize needs and identify pilot
projects that will address marine litter in Jamaica at the local community level.
We look forward to launching Trash Free Waters Jamaica and helping you to achieve
the marine litter goals that keep Jamaica beautiful.
2
Sincerely,
AMEP Programme Officer
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 34
-------
MEMANFAATKAN DAN MENDANAI KEGIATAN
SJBERTFW
An Overview of the San Juan Bay National Estuary Program's
Trash Free Waters Activities
Background
The San Juan Bay Estuary (SJBE) is located on the north end of
Puerto Rico (PR) and flows into the Atlantic Ocean. PR is a
Caribbean island under US jurisdiction. The SJBE was
designated an estuary of national importance in 1993 and is
one of 28 estuaries in the US comprising the Environmental
PROJECT HIGHLIGHT
• Initial funding- $35k
• Leveraged funding - $545k plus
• Partners- Federal, local governments,
private corporations, PRRP, NGOs &
volunteers
• Key activities- stormwater pilot project,
cigarette butt and plastic bag litter
prevention, microplastics citizen science
pilot project, public outreach and
education (video, exhibition, guides),
media and public campaigns, cleanups
Protection Agency's (EPA)
National Estuary Program
(NEP). The SJBE has the
distinction of being NEP's
sole estuary located
outside the continental
US and is also the only
tropical estuary. An
estuary is a body of water
where the river meets the
sea.
The SJBE watershed
includes eight
municipalities within the
San Juan metropolitan
area. Per the 2010 US Census, this watershed is home to 2.48 million people; more than half of
Puerto Rico's population of reside mainly in the San Juan Metropolitan area. In October 2000,
the Governor of PR and EPA Administrator Carol Browner approved the Comprehensive
Conservation and Management Plan (CCMP) for the SJBE. The CCMP contains actions to
address water quality and living resource challenges and priorities of a given NEP. Each NEP
develops and implements a long-term CCMP based on local priorities to guide the NEP efforts.
Every year the San Juan Bay Estuary Program (SJBEP) receives EPA funding from the Clean
Water Act Section 320 to implement activities that align with the CCMP.
During summer 2014, the SJBEP integrated EPA's Trash Free Water (TFW) initiative into their
overall implementation activities to prevent and reduce the amount of trash and litter entering
watersheds and the marine environment. On September 9, 2014, the SJBEP coordinated a
multi-sectorial meeting with participation from EPA, the United Nations Environment Program-
North America (UNEP), the PR Recycling Partnership, as well as the private sector through the
PR Chamber of Commerce, PR government agencies, and other interested non-governmental
organizations (NGOs) to assess the aquatic trash problem in the area (including priority needs
and barriers), and actions to tackle this problem. As a result of this stakeholder meeting, the
SJBEP took the lead to draft the TFW PR Strategy and Projects, a document that was finalized in
August 2016
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 35
-------
MEMANFAATKAN DAN MENDANAI KEGIATAN
SJBERTFW (Lanjutan)
December 2014 and identified actions and projects that could prevent or even eliminate the
volume of aquatic trash and litter entering the watershed and the marine environment.
In January 2015, the SJBEP began implementation of the TFW through projects undertaken
throughout the watershed. The SJBEP Executive Director, Dr. Javier E. Laureano, is also co-chair
the PR Recycling Partnership's (PRRP) Trash Free Waters Committee.
SJBEP TFW Activities
In October 2014, the SJBEP hired a
TFW coordinator to recruit
volunteers, plan, organize, and
implement TFW-related activities.
From that point, SJBEP has
championed some projects identified
in the TFW PR Strategy, as well as
developed and implemented
additional key projects to support
TFW activities:
fBPS \ V : JS
Corporate partners have been an
important part in the
implementation of the SJBEP TFW
activities. Banana Boat,
MillerCoors, Walmart, and Dasani
have all partnered and funded
targeted cleanups within the SJBE
watershed. Not only do these
cleanups provide stakeholders and
volunteers with an experience that
galvanizes the need for the TFW
August 2016
public service campaign in the
mass media,
educational posters for
schools and businesses,
stormwater pollution prevention pilot project in the Condado Lagoon,
TFW educational exhibit and video,
workshops and multi-sectorial meetings,
cigarette butt and plastic bag litter prevention project in Old San Juan city,
a citizen guide to improve the water quality of the San Juan Bay Estuary,
creation of an arts and design center to reuse materials,
coastal and watershed-based cleanups and inventories, and
study and strategy to decrease microplastics in the watershed.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 36
-------
MEMANFAATKAN DAN MENDANAI KEGIATAN
SJBEPTFW (Lanjutan)
initiative in the SJBE watershed, it also allows for the data collection of the trash and litter
picked up and disposed of.
On April 29, 2015, the SJBEP partnered with the San Juan International Airport to launch a
recycling program with a goal to recover 500 tons of recyclable material of the 1,500 tons of
total waste produced each month. The SJBEP also coordinated with the airport to develop and
display an educational exhibit showcasing the TFW message at various locations throughout the
airport.
Leveraging and Funding SJBEP TFW Activities
During the first year that SJBEP initiated and implemented TFW activities a $35,000 budget was
provided entirely by EPA's CWA Section 320 program. Of this, 70% of the budget supported the
newly appointed TFW coordinator's salary. In addition to the TFW coordinator, the SJBEP hired
and funded the stipend for an AmeriCorps VISTA volunteer in FY 16. This additional hire will
allow for continued TFW coordination in conjunction with the SJBEP staff, partners, and
volunteers.
An additional funding and leverage opportunity was provided by the Corporation for the
National Community Services (CNCS) to support additional AmeriCorps VISTA volunteers.
Because the majority of the SJBE watershed is considered an environmental justice community,
the SJBEP is eligible to participate in the AmeriCorps VISTA program. Under this program, each
AmeriCorps volunteer receives a stipend of $15,000 per year. CNCS has provided the funds to
cover the stipends for ten AmeriCorps VISTA volunteers to work on TFW-related activities since
2014.
- Partners
The SJBEP has also successfully partnered with several organizations and government agencies
to leverage the TFW Initiative budget.
Government Partners
Corporation for the National Community Services
Martin Pena Enlace Project (community-based)
NOAA- Marine Debris Program
PR Aqueduct and Sewer Authority
PR Department of Natural and Environmental Resources
PR Environmental Quality Board
San Juan Autonomous Municipality
Sea Grant
The Cantera Peninsula Integral Development Company
(community-based)
UNEP Regional Office for North America (RONA)
University of Puerto Rico
Private and NGO Partners
Banana Boat-Energizer
Crowley Maritime Corporation
Dasani
El Nuevo Dia Newspaper
GFR Media
MillerCoors
PR Contemporary Art Museum
PR Recycling Partnership's TFW Committee
Scuba Dogs Society (International Coastal Cleanup)
SJBEP volunteers
Vieques History and Conservation Trust
Walmart
Yaguazo Corridor (wetland community-based NGO)
August 2016
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 37
-------
MEMANFAATKAN DAN MENDANAI KEGIATAN
SJBERTFW (Lanjutan)
Of particular note is the Banana Boat donation of $5,000 and the coordinated media tour they
executed during the month of April 2015 to raise public awareness concerning the SJBEP TFW
activities. As a result of Banana Boat's collaboration, the SJBEP was given coverage in
newspapers, radio, and TV, in addition to a special, in-depth, full-color, four page article in the
main island
newspaper, El Nuevo
Dia (an estimated
value of $40,000 in
free press for the
article). MillerCoors
joined the SJBEP TFW
efforts with a
donation of $5,000
and coordinated a
cleanup, monitoring,
and a red mangrove-
planting event in La
Esperanza Peninsula
in the San Juan Bay.
SJBEP TFW Progress
Since October 2014, when the first TFW coordinator joined SJBEP, the estuary program was
able to complete a total of 63 TFW activities as part of their workplan, including:
• IS cleanups (2 underwater and 16 land-based at 8 different sites with a total of 516
volunteers)
• 30 talks,
• 8 workshops,
• 15 solid waste stormwater
monitoring activities,
• one survey,
• cleanups,
• recycling program,
• plastic bag ban outreach
• educational materials,
• media campaign, and
• one marine litter educational
exhibition.
Cleanups
All cleanups included educational talks that explained the SJBEP TFW initiative and the
importance of preventing trash and litter from reaching our waterbodies. As a result of these
cleanups, a total of 20,839 items, with an additional 23,001 cigarette butts, were collected and
August 2016 4
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 38
-------
MEMANFAATKAN DAN MENDANAI KEGIATAN
SJBERTFW (Lanjutan)
properly disposed of; nearly 2 tons of the waste collected will not become marine litter in the
SJBE.
Workshops
The eight workshops were led by 10 trained SJBEP TFW spokespersons that completed 30 talks
during the year. These talks were presented to school children in the Condado Lagoon area and
various summer camps.
Educational Exhibition- The SJBEP TFW initiative developed a marine litter educational
exhibition that included displays trash collected during underwater cleanups. These illustrative
displays were first presented to the public during the World Environment Day activity held at
the Plaza de Armas in Old San Juan. The exhibition consisted of multiple 4' x 2' acrylic display
boxes that showcased various
examples of trash collected from
the marine environment. The
exhibition received a lot of media
coverage, and over 500 children
and adults visited the installation
during the first 4 hours. The
SJBEP TFW exhibition has been
displayed at other locations
within the SJBE watershed. The
main objective of these displays
is to present the real perspective
of marine litter and its
consequences in the ecosystems.
Another achievement of the SJBEP TFW initiative was the launch of the San Juan Municipality
recycling program in Old San Juan. The municipality invested $250,000 in the project with an
overall goal to recover and recycle nearly 60% of the estimated 28,000 lbs of waste generated
in the city per day.
SJBEP TFW Media Campaign
Since 2014 the SJBEP has maintained a
media presence with features in TV
interviews, radio programs, and the
print media. In addition, the SJBEP
has developed a series TFW of public
service announcements. Over
$100,000 in free ads placement have
appeared in the island's main
newspapers.
~ m *9 015/9:23
Proyecto Aguas Libres de Basura
Implementando soluciones
Trash Free Waters Project
Implementing solutions
Kshianol^
i-it,i,.,,i — hi ...
The AmeriCorps VISTA program has
also provided critical communication support to the TFW activities through photo
August 2016
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 39
-------
MEMANFAATKAN DAN MENDANAI KEGIATAN
SJBERTFW (Lanjutan)
documentation and SJBEP's TFW video that have been used and/or published in SJBEP
publications, the Web, YouTube and social media. The AmeriCorps VISTA volunteers (VISTAs)
also have been involved in the graphic design of guides, documents, educational videos and
posters, flyers, and other outreach materials needed to support the SJBEP's TFW activities.
Additionally, several of the SJBEP TFW activities have been highlighted in the SJBEP director's
blog.
Educational Materials
Currently, the SJBEP is in the process of creating an interactive map using data gathered by
VISTAs and SJBEP volunteers during clean up events to identify sites where the most cigarettes
butts have been collected. They also
are preparing other maps within the
SJBE watershed to identify trash
hotspots. These maps are used as
educational materials during events
such as field trips with students and
meetings with citizens. The maps will
be completed by the end of fiscal year
16.
Coda dia Megan miles de colillas de
i cigarrillos o nueslras ployas y carreteros.
i Willi
¦TnTiTTT^TB
esiuoiici.org
La verdad construye
Plastic Bag Ban Outreach
On October 31, 2015, the Governor of
.. 1 r " " " ¦»••• Puerto Rico signed an Executive Order
to ban plastic bags. The legislature then passed a bill that the Governor signed into law (247-
2015) on December 29, 2015. The ban took effect in mid-2016 and was preceded by a six-
month educational campaign. To that effect the Municipality of San Juan began the process of
the implementation of the law by reaching out to different organizations. The SJBEP provides
education and outreach regarding the implementation of the law to businesses and general
public in Old San Juan and other adjacent areas.
August 2016
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 40
-------
KERANGKA ACUAN KOMITE PERAIRAN
BEBAS SAMPAH
"I.Tujuan
Sampah laut adalah masalah utama di Jamaika, dan terlihat terakumulasi di pantai, garis pantai, dan
ekosistem laut dari pulau. Sementara berbagai macam bahan merupakan sampah laut, sebagian besar
dalam bentuk plastik, yang bertahan di lingkungan laut selama ratusan tahun. Seiring waktu, karena
paparan sinar matahari yang berkepanjangan serta reaksi fisik dan kimia lainnya, plastik terurai menjadi
banyak fragmen kecil, yang dapat dengan mudah masuk ke jaring makanan, sehingga menimbulkan
ancaman bagi kehidupan laut, terumbu karang, ekosistem pesisir, dan kesehatan manusia.
Pemerintah Jamaika, melalui Kementerian Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja
(MEGJC) dan Badan Perencanaan dan Lingkungan Nasional (National Environment and Planning
Agency/NEPA), dan bekerja sama dengan United Nations Environment Programme (UNEP) Caribbean
Sub-Regional Office (CSRO), UNEP Unit Koordinasi Regional Karibia (CAR/RCU), Peace Corps Amerika
Serikat (AS) dan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) AS memimpin kemitraan yang mendukung
langkah-langkah untuk mengurangi sumber limbah yang berasal dari darat termasuk plastik agar tidak
memasuki lingkungan laut Jamaika. Kemitraan ini berada di bawah Inisiatif Perairan Bebas Sampah yang
diluncurkan pada Agustus 2016.
Komite Perairan Bebas Sampah (TFWC) akan mengawasi implementasi proyek serta kegiatan terkait dan
mendukung upaya nasional lainnya untuk mengurangi sumber polusi yang berasal dari darat, khususnya
dari sampah padat. TFWC adalah kelompok multi-pemangku kepentingan yang akan mendukung upaya
nasional yang berkaitan dengan pengelolaan sampah plastik.
Tanggung jawab TFWC termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
a. Mengoordinasikan dan memantau kemajuan implementasi proyek Perairan Bebas Sampah atas
efektivitas maupun efisiensi;
b. Meninjau pembaruan yang diberikan oleh masing-masing lembaga tentang kemitraan/perjanjian
kolaboratif yang sedang berlangsung di antara para pemangku kepentingan;
c. Mengidentifikasi peluang untuk sinergi dengan program, proyek dan kegiatan limbah padat lainnya
terutama di tingkat masyarakat;
d. Memanfaatkan dukungan keuangan dan/atau teknis untuk proyek-proyek yang berasal dari
masyarakat termasuk replikasi dan peningkatan upaya yang sedang berjalan;
e. Berbagi praktik dan pengalaman terbaik dalam pengelolaan dan kebijakan limbah padat yang
terbukti efektif mencegah dan mengurangi sampah laut.
3. Komposisi
PAC akan terdiri dari lembaga pemerintah, mitra pengembangan dan lembaga swadaya masyarakat
yang terlibat langsung dalam pengelolaan limbah di tingkat lokal dan nasional. Keanggotaan TFWC akan
mencakup perwakilan dari lembaga dan institusi yang tercantum di bawah ini:
• Kementerian Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan • Mitra Daur Ulang Jamaika
Lapangan Kerja • Sandals Foundation
• Kementerian Pemerintah Daerah dan Pengembangan • WISYNCO Group
Masyarakat . Jamaica Environment Trust;
• Kementerian Kesehatan, Kementerian Pariwisata • UWI-Mona
2. Fungsi
• NSWMA
• NEPA
• Otoritas Kelautan Jamaika
• UNEP
• US-Peace Corps
• Alligator Head Foundation
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 41
-------
KERANGKA ACUAN KOMITE PERAIRAN
BEBAS SAM PAH (Lanjutan)
4. Pekerjaan Komite
Perwakilan dari organisasi atau individu lain dari waktu ke waktu dapat diundang untuk menghadiri
pertemuan atau dikooptasi untuk duduk di TFWC atau mendukung pekerjaannya sesuai kebutuhan,
misalnya melalui kelompok kerja ahli atau sub-komite yang akan memfasilitasi kolaborasi pemangku
kepentingan dalam lintas tema relevansi khusus dengan mandat TFWC. Di mana komite atau kelompok
kerja tersebut dibentuk, mereka akan berfungsi sebagai penasihat TFWC dan beroperasi dengan
kewenangan dan Kerangka Acuan khusus.
5. Sekretariat
NEPA akan memberikan dukungan sekretariat kepada Komite dan akan bertanggung jawab atas
komunikasi dan menindaklanjuti tindakan yang akan dilakukan oleh anggota TFWC.
6. Prosedur Pertemuan
6.1 Frekuensi Pertemuan
TFWC akan mengadakan pertemuan setiap tiga bulan
6.2 Kuorum
Lima anggota dari Komite memenuhi kuorum.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 42
-------
LEMBAR FAKTA PERAIRAN BEBAS SAMPAH
f/EPA
TRASH FREE WATERS INTERNATIONAL
Trash Free Waters (TFW) International is a stakeholder-based approach to assist countries in addressing their land-based
sources of marine litter. The approach helps national and local governments, communities, NGOs, and the private sector
identify marine litter problems and prioritize interventions that are cost-effective, practical, and impactful. In Jamaica,
Panama and Peru, TFW provided practical steps to understand the marine litter issue holistically, specifically on how
waste is managed, which includes identifying gaps within a waste management system to inform action by stakeholders
and decision makers. TFW prepares a country to attract larger investments critical for establishing an environmentally
sound waste management system. EPA has advanced marine litter in internationalfora like theG7, G20 and the CEC
working closely with key NGO and private sector stakeholders including Ocean Conservancy, Alliance to End Plastic
Waste, Circulate Capital and American Chemistry Council.
THE GLOBAL MARINE LITTER PROBLEM
Every year, an estimated 11 to 28 billion pounds of plastic ends up in the ocean. Eighty-percent of these plastics come
from land-based sources. Globally, Asian countries represent the top six contributors (China, Indonesia, Philippines,
Vietnam, Thailand, Sri Lanka)of plastics into the ocean. Marine litter is largely attributed to uncollected or mismanaged
waste, and nonexistent waste management infrastructure.
JAMAICA
Project: The project in Whitehouse-Bluefields community focused on
establishing a program for waste collection and separation. The project
accelerated community action through the establishment of collection sites,
which included the strategic placement ofwaste bins to improve recycling
and awareness.
Partners: United Nations Caribbean Environment Program; Sandals
Foundation; Peace Corps Jamaica
Funding: EPA-$25K; Sandals Foundation - $5K; Leveraged Funds:$700Kfor
a UN Environment Program multi-year plastics initiative
Metrics: 200 bins labelled and placed; 34 collection locations established; 20
outreach activities conducted
PANAMA
Project:The project in Panama Cityfocused on raising public awareness an<
installed trash capture booms on Juan Diaz River, where trash initially
collected from the booms was transferred to a local recycling center for
bailing/processing. The project also developed educationaltools for local
schools and community organizations on the impacts of marine litterand
plastics in the environment.
Partners: United Nations Environment Program; Ministry of Environment
Panama; ANCON (NGO)
Funding: EPA-$25K;
Metrics: 5 environmental education and outreach campaigns conducted in
schools; 2 commercial facilities trained in waste separation and recycling; 2
trash capture devices installed; 7 neighborhoods sensitized to project and
river booms
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 43
-------
>
32
7D
>
LEMBAR FAKTA PERAIRAN BEBAS SAMPAH (Lanjutan)
PERU
Project: The project focused on job training in two communities
within the municipality of Chincha for informal waste pickers and
improved the connection between waste pickers and a regional
recycling facility. As part of the formalization effort, our partner,
Ciudad Saludable, implemented a source segregation and selective
collection program that was expanded and now includes
alliances with recycling associations. The project also identified litter
leakage hot spots for Chincha to help prioritize removal efforts.
Partners: Ministry of Environment Peru; U.S. Embassy Peru; lea
Regional Government; Ciudad Saludable (NGO); Coca-Cola
Funding: EPA-$75K; Leveraged Funds: Coca-Cola -$300K; USAID -
$300K used to construct an additional regional collection facility for
recyclable material
Metrics: 2 regional job trainings toformalize and register waste pickers; 16 hot spot sites identified, and a plan for
regularwaste removal
OUTREACH TO INTERNATIONAL PARTNERS
EPA has been working with priority countries and international partners to address marine litter by:
• Leveraging action done by private sector and NGO partners including the Alliance to End Plastic Waste and
the Ocean Conservancy, includingth rough providing technical assistance to Ocean Conservancy's Urban
Ocean initiative in pilot cities.
• Leveraging Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Projects through the Working Group on Marine Debris
and through participation in APEC workshops to provide trainings on the TFW model.
• Working with multilateral development banks, including the World Bank and the Asian Development Bank to
address marine litter in developing countries in Asia.
• Working trilaterallythrough ongoing Commission for Environmental Cooperation (CEC) marine litter projects
in shared border watersheds with Canada and Mexico.
• Seeking opportunities for TFW Internationalexpansion under U.S. Free Trade Agreements, including in
Central Americanand the Caribbean.
• Meeting bilaterally with priority countries in Asia at the G20 Environmental Ministerial Meeting to discuss
collaboration on regional marine litter issues.
Administrator Wheeler meets bi-laterally with Vietnam's
Deputy Minister for the Environment LE Cong Thanh
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 44
-------
BULETIN NAWALA DOMESTIK PERAIRAN
BEBAS SAMPAH EPA
&EPA
United States
Environmental Protection
Agency
EPA-842-N-20-001
May 2020
THE FLOW OF... TRASH FREE WATERS
HOW'S IT FLOWING?
Philadelphia "Community Cans"
Ribbon Cutting Event 1
Trash Free Texas Adopt-a-Spot
Program Expands ,...2
Alaska Marine Debris Summit ...2
Trash Capture in the Proctor
Creek Watershed 3
Stormwater & Litter Workshop ...3
Update on Hayward Youth
Based Capture Expansion 4
New Story Map Highlighting
Marine Debris Clean Up in
Samish Traditional Territory 4
Salish Sea Hydrodynamic Model
for Microplastics Hotspots 5
Coastal Heartland NEP "Trash
Tackle" Cleanup Event 5
Schuylkill CleanSweep App 6
The Rapids: News Drops 6
Administrator Wheeler Discusses Marine Litter During Visit to Brazil
INSIDE THIS ISSUE
Administrator Wheeler
Discusses Marine Litter During
Visit to Brazil 1
In February, U.S. Environmental
Protection Agency (EPA) Admin-
istrator Andrew Wheeler became
the first Administrator to visit the
Amazon. He participated in a
variety of events in Manaus,
Brazil to increase awareness
around recycling and projects
that address marine litter.
"Building partnerships to reduce
marine litter is one of my
priorities. EPA looks forward to
developing collaboration with
Brazil to reduce marine litter
through the sharing of informa-
tion and best practices," said
Administrator Wheeler.
Among other activities, Adminis-
trator Wheeler met with Minister
of the Environment Ricardo
Salles and Amazonas State
Governor Wilson Miranda Lima to
discuss shared environmental
challenges including marine litter.
He joined them to witness the
Administrator Wheeler, Minister Salles, Governor Lima, and
Congressman Ramos participate in a beach cleanup event.
signature of a Brazilian decree to
implement a national agenda on
urban environmental quality, in
partnership with the Amazonas
state government. This program
promotes stakeholder engage-
ment to reduce the volume of
plastic waste transported by the
rivers to the oceans.
Following the signing, Adminis-
trator Wheeler volunteered with
other dignitaries and community
members to clean up trash at
Ponta das Lajes beach.
This newsletter is intended to
provide the latest information
to all of our Trash Free Waters
(TFW) partners and friends.
The Flow...of Trash Free
Waters is our opportunity to
highlight recent successes, as
well as shine a spotlight on
news and other related items.
It is produced by the U.S.
Environmental Protection
Agency, with support from lEc.
Mention of commercial
products, publications, or Web
sites in this newsletter does
not constitute endorsement or
recommendation for use by
EPA, and shall not be used for
advertising or product
endorsement purposes.
Philadelphia "Community Cans" Ribbon Cutting Event
On December 12th, 2019, a
ribbon cutting press event was
held in recognition of the ongoing
Philadelphia Community Cans
project. Community Cans is a
public-private partnership
program through which the City
of Philadelphia partners with
community organizations,
commercial corridor managers,
and businesses to increase public
trash can coverage along
Philadelphia commercial
corridors. Community partners
take responsibility for maintaining
the cans, which are strategically
(continued on p.2) Tiden Middle School students painting can lids for Southwest Philly.
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 45
-------
BULETIN NAWALA DOMESTIK PERAIRAN
BEBAS SAMPAH EPA (Lanjutan)
THE FLOW OF...TRASH FREE WATERS
Trash Free Texas Adopt-a-Spot Program Expands
MAY 2020 - ISSUE 13
(continued from p. 1)
placed to improve litter condi-
tions along each specific
corridor. The City consults with
each participating group to
determine the best location for
each Community Can, us-
ing Citv-wide Litter Index data
along with maps of existing
trash can locations to place the
Community Cans to most
effectively reduce litter and
illegal dumping.
The initiative was adopted
under Clean PHLs Zero Waste
and Litter Cabinet, which is
working towards the ambitious
city-wide goal of becoming zero
waste and litter-free by 2035.
The Partnership for the
Delaware Estuary, the Philadel-
phia Water Department, and
Mural Arts Philadelphia are
additional partners. This project
was supported by a 2018 EPA
grant. Read more about this
initiative at: https://www.metro.
us/news/local-news/philadel-
phia/trash-can-painted-art-in-
stalled-southwest-phillv-junia-
ta-park and https://cleanphl.
org/portfolio-item/2018pro-
gressreport/.
Photo courtesy of the
Partnership for the Delaware
Estuary.
The Trash Free Texas (TFTx)
Adopt-A-Spot site and online
mapping tool works to foster
a litter-free environment in
Texas watersheds and track
trash removal activities by
connecting volunteers to
litter cleanup opportuni-
ties. Locations from Waco,
Texas have just been added
to the Trash Free Texas
network thanks to ongoing
engagement with regional
stakeholders and partners
including affiliate chapters
of Keep Texas Beautiful,
the Texas Department of
Transportation, the North
Central Texas Council of
Governments, and more.
On February 14th, 2020 the
EPA Alaska Operations Office
hosted a Marine Debris
Summit, "Leveraging our
Collective Efforts, Identifying
Needs, and Moving Forward,"
to complement the Alaska
Forum on the Environment
hosted by the National
Oceanographic and Atmo-
spheric Administration
(NOAA). The Summit
attendees included other
federal agency partners (e.g.,
NOAA, US Department of
Agriculture, National Park
Service), tribal representa-
tives, local and state
government representatives,
academics, NGO partners,
and representatives from
Senator Sullivan's office.
The morning sessions
characterized marine debris
in Alaska and discussed
New communities are coming
on board each month as the
initiative expands across the
state. The TFTx team is
currently developing a Commu-
nications and Outreach Strategy
for the program to help enhance
reach and solidify brand and
messaging. This strategy will be
complemented by new out-
reach material explaining the
responsibilities of joining as a
coordinator and helpful
resources to get started. Learn
more at: https://www.trashfree-
texas.org/volunteer.
In addition, on April 15,2020,
TFTx Champions from the City
of Fort Worth, Keep Texas
microplastics in the Arctic. The
afternoon session, led by EPA
Region 10, focused on marine
debris disposal. A special
emphasis of the meeting was
on best practices, successes,
challenges, needs, and case
study lessons learned regarding
the nexus of waste disposal
and marine debris. Summit
sessions worked to: 1) Charac-
terize marine debris issues
onshore/nearshore, reporting,
and points of contact, 2)
Discuss microplastics in the
Arctic, 3) Cover marine debris
disposal in Alaska through case
studies and a discussion panel,
4) Identify action plan inputs,
and 5) Discuss next steps.
The session on characterizing
marine debris and reporting
highlighted impediments to
disposal and solutions to
address these issues. Cost, lack
TRASH
FREE
TEXAS
Beautiful, and the host, Texas
State University, held a webinar
in which they explained the
history, use and evolution of
this important tool. Look for the
archived webinar at: https://
www.epa.aov/trash-free-wa-
ters/trash-free-waters-webi-
nar-series.
of transportation infrastructure,
inaccessibility of shoreline,
volume and weight of debris,
contaminants/hazardous
waste, and a large geographic
area are all potential barriers to
more efficient marine debris
cleanups. Prevention efforts
such as recycling education,
reduced plastic consumption,
and improved infrastructure for
disposal of old fishing nets and
gear were identified as strate-
gies to reduce the impact of
marine debris in the region.
Clean up protocol training and
assistance in navigating
funding opportunities were
identified as community needs
moving forward.
—Layne Marshall,
EPA ORISE participant,
Marshall.Layne@epa.gov
Alaska Marine Debris Summit
2
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 46
-------
BULETIN NAWALA DOMESTIK PERAIRAN
BEBAS SAMPAH EPA (Lanjutan)
THE FLOW OF...TRASH FREE WATERS MAY 2020 - ISSUE 13
Trash Capture in the Proctor Creek
Watershed
Trash capture in the Proctor
Creek watershed serves as an
example of interagency
collaboration and private sector
engagement to advance clean,
trash-free communities. The
Proctor Creek Urban Waters
Federal Partnership ambassa-
dor and the Region 4Trash Free
Waters coordinator work
closely to leverage resources
and reach goals within the
community. Thanks in part to
their advocacy, Coca-Cola has
invested in the watershed to
enhance trash capture efforts
as part of their World Without
Waste campaign. Coca-Cola
has now funded two trash
capture projects in six locations
within the Proctor Creek
Watershed. One project is being
carried out in partnership with
the Chattahoochee RiverKeeper
and the other through the
National Recreation and Park
Association (NRPA) and City of
Atlanta. Various trash capture
devices such as litter gitters
have been installed both in the
main spine of Proctor Creek
and in several tributaries. They
are placed in accessible and
highly visible areas close to
elementary schools, greenways,
and pedestrian walking bridges
where people can view first-
hand the amount of in-stream
trash being collected.
Other aspects of the projects
include data collection using
the EPA's Escaped Trash
Assessment Protocol (ETAP)
tool, continued maintenance
training and workforce develop-
ment, and outreach and
education with schools and
adult learning centers. This
trash capture network is
considered a demonstration
project which can be used to
provide information for parties
domestically and abroad that
could be interested in planning
and designing a similar
Trash capture device in Proctor Creek, Atlanta.
system of traps to clean up
waterbodies.
The Proctor Creek UWFP is
currently discussing next steps
for the project after it officially
ends in December 2020.
Litter gitter technology has
greatly expanded since the first
test site in 2017. By the end of
March 2020, there will be a
projected 29 total active litter
gitter sites throughout the nation
including 6 in the Dog River
Watershed outside Mobile, AL
and 3 in the Mill Creek Water-
shed outside Cincinnati, OH.
—Chris Plymale,
USEPA Region 4,
Plvmale.chris@epa.gov
Stormwater & Litter Workshop
On February 10th, Clean Virginia
Waterways hosted the 2020
Stormwater and Litter Work-
shop in Ashland, VA. The goal
of the workshop was to help
stormwater and litter-prevention
professionals address urban
trash pollution and implement
strategies and engineered
solutions to intercept trash.
Topics included the connection
between stormwater and our
oceans, state legislative
solutions to reducing litter,
stormwater technology, using
MS4 permits to monitor and
control plastic pollution, and
reducing littering behavior
through community-based
social marketing. The second
half of the workshop included a
group discussion and exercise
to help direct future trash
interception efforts under the
Virginia Marine Debris Reduc-
tion Plan. The Clean Virginia
Waterways Stormwater & Litter
Workshop has now become an
annual event for professionals
to gain insight and training.
Visit http://www.longwood.edu/
cleanva/stormwater.html to
view the workshop presenta-
tions.
3
Panduan Internasiona! tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 47
-------
BULETIN NAWALA DOMESTIK PERAIRAN
BEBAS SAMPAH EPA (Lanjutan)
MAY 2020 - ISSUE 13 THE FLOW OF...TRASH FREE WATERS
Update on Hayward Youth Based Capture Expansion
Under the San Francisco Bay Area storm-
water permit, Hayward is one of 76
municipalities responsible for achieving a
100% reduction in trash discharges into the
Bay by 2022. From 2015- 2019, the City of
Hayward installed three large trash capture
devices treating over 1,000 acres of the
city's watersheds, with the goal of prevent-
ing over 20,000 gallons of trash from
entering San Francisco Bay per year. EPA's
San Francisco Bay Water Quality Improve-
ment Fund provided the funding to support
this project. A fourth trash capture device
will be implemented this fall in another high
trash-generating area. The scope of this
project includes not only capturing trash,
but also characterizing and quantifying the
trash collected and implementing actions to
engage the public (specifically youth) to
prevent littering. Hayward is continuing to
implement a 1 st-through-12th grade trash
reduction curriculum in all schools during
the project period in partnership with public
and private schools and college interns.
High school curricula will include more
sophisticated aspects of trash reduction,
including trash capture design and attend-
ing trash capture device installation and/or
clean-outs. Learn more here.
New Story Map Highlighting Marine Debris Clean Up in Samish Traditional Territory
decided to survey the region for
marine debris before sending
out cleanup crews. They found
that over 325 creosote or
marine debris sites were
present within the San Juan
Islands and used imagery, GPS
coordinates, and size of debris
to expedite the process and
prioritize highly contaminated
shorelines. Pre-cleanup data
collection was used to make
informed decisions about
where to allocate resources for
efficient cleanup and removal
efforts. In 2019, the team
resurveyed the 2017 survey
area and found 141 fewer
contaminated sites.
The Samish DNR and its
partners plan to continue their
cleanup efforts this summer.
Restoring the Samish Territory
ensures the protection of the
Samish People's cultural identity
which is deeply connected to
the Salish Sea coastal environ-
ment. Check out the Creosote
Marine Debris Data Summary
Report Story Map here: https://
storymaps.arcgis.com/stories/
907423ba45d84895b769db1d
bd061502
A creosote piling being removed from Lopez Island, WA.
A GIS story map tool was
recently developed by the
Samish Indian Nation Depart-
ment of Natural Resources
(DNR) with support provided by
EPA Region 10. Over the past
six years, the Samish DNR
partnered with the Washington
Department of National
Resources, Washington
Conservation Corps, Veterans
Conservation Corps, and
EarthCorps to remove over
76,000 pounds of treated wood
and other marine debris
(equivalent to 18,000 gallons of
chemical creosote) from public
and private shorelines of Skagit
County, Island County, Southern
Whatcom County and the San
Juan Islands within the San
Juan Archipelago off the coast
of mainland Washington.
Projects highlighted in the story
map include removing creosote
treated wood and other debris
like plastic and Styrofoam that
washes onto beaches, lagoons,
and estuaries, as well as
removing derelict shoreline
structures.
The story map highlights which
shorelines were addressed
under the cleanup project each
year. In 2017, the Samish DNR
4
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 48
-------
BULETIN NAWALA DOMESTIK PERAIRAN
BEBAS SAMPAH EPA (Lanjutan)
THE FLOW OF...TRASH FREE WATERS
MAY 2020 - ISSUE 13
Salish Sea Hydrodynamic Model for Microplastics Hotspots
In 2018, EPA hired the Pacific Northwest
National Laboratory (PNNL) to use their
Salish Sea Hydrodynamic Model to
examine transport and accumulation
patterns of waste plastics entering the
Salish Sea, the complex fjord system
shared by Washington State and British
Columbia. The southern part is frequently
referred to as Puget Sound. Coast Salish
people in the region use the term Salish Sea
for these waters, north and south, to
highlight their longstanding stewardship of
it and the cross-border interconnections.
The increasing level of escaped plastic
trash in the Pacific Northwest has been
identified as a significant concern to the
health of the Salish Sea marine ecosystem.
The Salish Sea Model (SSM) was developed
through a collaborative effort between
PNNL and state and federal agencies to
model water circulation and transport
throughout the Salish Sea watershed. The
2018 Trash Free Waters study sought to
answer four questions: 1) If microplastics
were uniformly entering the Salish Sea,
where would they accumulate? 2) How is
the micro plastic load from wastewater
treatment plants expected to travel in the
Salish Sea? 3) How great is the potential
for microplastics to accumulate in regions
where shellfish beds are located? and 4)
Where would macro trash (greater than
5 mm) accumulate if it was uniformly
entering the Salish Sea watershed?
When the questions were posed, the
uniform entry of microplastics seemed
unlikely, and the model run was proposed
to better understand comparative factors
between scenarios. Since the model run,
EPA has become aware of findings that
indicate that tire particle wear, a normal
part of tire use, may be releasing micro
plastics in what is indeed a broad scale
across the landscape and that storm water
is bringing those particles into waterways
such as the Salish Sea.
While the SSM is geographically specific,
there are similar hydrodynamic models in
other waterways. Using them for studies
like this help us all determine where to
focus our efforts. For more information on
the Salish Sea Model, visit https://sal-
ish-sea.pnnl.gov/SSM/projects/marine-pol-
lution/microplastic-transportstm.
y^r/*/2 Vancouver
Seattle
Portland
Newport
Salish Sea Model Domain (from website)
Coastal Heartland NEP "Trash Tackle" Cleanup Event
The Coastal & Heartland National Estuary
Partnership (CHNEP) held a 'Trash Tackle'
on Saturday, February 29th, in partnership
with Keep Charlotte Beautiful and to
celebrate #EmbracetheGulf2020 and
Great American Cleanup month. CHNEP
staff educated the 33 volunteers about
single use plastics and microplastics.
Volunteers and staff then picked up
marine debris out of the mangroves and
shoreline along Charlotte Harbor in Punta
Gorda, FL. This event was part of a
monthly volunteer event series that
CHNEP offers to educate and equip
citizens to protect and restore the natural
resources in their own communities.
Volunteers at the CHNEP cleanup event (photo courtesy of CHNEP)
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 49
-------
BULETIN NAWALA DOMESTIK PERAIRAN
BEBAS SAMPAH EPA (Lanjutan)
MAY 2020 - ISSUE 1 3
THE FLOW OF...TRASH FREE WATERS
Schuylkill CleanSweep App
The new and improved
Schuylkill CleanSweep App
(Streets and Walkways Educa-
tion and Enforcement Program)
is officially up and running.
CleanSweep is a free tool which
can be used to find and record
cleanup efforts, register
cleanup events and teams, and
report and adopt litter hotspots.
The expansion of the Clean-
Sweep App was designed to
help volunteer cleanup coordi-
nators document and record
team successes within the
watershed. The app is comple-
mented by a "Guidebook for
Leading Litter Cleanups."
Project sponsors include the
Schuylkill Action Network,
Partnership for the Delaware
Estuary, Schuylkill River
Greenways, and William Penn
Foundation. This litter data
collection system expansion
was supported by a 2018 EPA
Urban Waters grant. Metrics
and photos uploaded through
the app will also be displayed
on the Schuylkill CleanSweep
website here: https://schuylkill-
cleansweep.org/. This app will
serve to enhance the ongoing
work being done in the
Schuylkill watershed to connect
people, science, and nature
for a healthy Delaware River
and Bay.
Get the CleanSweep App & Manual!
Record Your Clean Up Efforts
Schuylkill CleanSweep app and manual.
The Rapids: News Drops
NEWS
Gulf of Mexico Trash Free Waters Grant Program
On September 24th, 2019, EPA announced the availability of grant
funding for innovative projects focused on reducing the amount of
trash in our waterways through trash prevention and/or removal in
the Gulf of Mexico. Overall, EPA's Gulf of Mexico Division received
just over 40 grant applications. Final awards are expected by June
2020. For updates, visit the Trash Free Waters website at: https://
www.epa.aov/trash-free-waters
Save Our Seas 2.0
On January 9th, the Senate unanimously passed the Save Our Seas
2.0 Act (SOS 2.0). The related bill in the House is still in committee.
The legislation seeks to help reduce the creation of plastic waste,
find uses for the plastic waste that already exists to keep it from
entering the oceans, spur innovation, and tackle the problem on a
global scale. It builds on the initial progress of the Save Our Seas
Act of 2018.
NOAA Announces Release of 2020 Florida Marine Debris
Reduction Plan
The 2020 Florida Marine Debris Reduction Plan was created
through the voluntary, collaborative effort of 41 organizations to
address marine debris in Florida through coordinated actions. This
Reduction Plan encompasses work that will be undertaken in the
next five years (2020-2025) and establishes a comprehensive
framework for strategic action to help ensure that Florida and its
coasts, people, and wildlife are free from the impacts of marine
debris. Learn more at: https://marinedebris.noaa.gov/reaional-ac-
tion-plan/florida-marine-debris-reduction-plan
Nurdle Patrol Update
In February 2020, Nurdle Patrol volunteers removed 8,524 nurdles
from beaches primarily around the Gulf of Mexico. (Nurdles are
small round plastic pellets that are the base material used to manu-
facture most plastic items.) The Shedd Aquarium in Chicago is
now partnering with Nurdle Patrol, and will be holding education
programs and spreading the word in the Great Lakes region. This
makes 28 Nurdle Patrol partners to date. In addition, The Nurdle
Patrol methodology paper has been published and is open access.
Facebook page Nurdle Patrol now has 2,162 followers. Visit www.
nurdlepatrol.org for more information.
—Jace Tunnell, Mission-Aransas National
Estuarine Research Reserve.jace.tunnell@austin.utexas.edu
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 50
-------
BULETIN NAWALA DOMESTIK PERAIRAN
BEBAS SAMPAH EPA (Lanjutan)
EPA's Trash Free Waters program will be providing
recipients of The Flow with news about upcoming
funding opportunities, webinars, and more via a
new monthly "The Rapids" email. Please look for
that first email in your in-box on June 1, 2020.
Have a TFW Story to Share?
The Flow is always looking for TFW articles, news and event information.
Contact the editor at mayio.alice(5)epa.gov for submission deadlines.
THE FLOW OF...TRASH FREE WATERS MAY 2020 - ISSUE 13
FUNDING OPPORTUNITIES
National Science Foundation Proposal: Micro- and Nano-plastics
The National Science Foundation seeks proposals that tackle some
of the fundamental scientific questions underlying micro- and
nano-plastic characterization, behavior, and reactivity in the environ-
ment, as well as their elimination from land and water systems. NSF
is considering proposals in a wide range of research having to deal
with chemistry, toxicity and the geoscience, ecological and evolu-
tionary science interactions of micro- and nano-plastics as well as
solutions regarding engineering, innovation, and education around
the topic. Learn more at: https://www.nsf.gov/pubs/2Q20/
nsf2Q050/nsf20Q5Q.jsp?WT.mc ev=click&WT.mc id=USNS-
F 25&utm medium=email&utm source=GovDelivery
WEBINAR
Webinar: Plastics or Planet? Moving Beyond Plastics
June 4, 2020 at 1pm Eastern/IOam Pacific/5pm UTC
Judith Enck of Beyond Plastics will explore the environmental,
economic, and health implications of plastic production, use, and
disposal, and will discuss the latest plastic reduction laws. The
webinar is co-hosted by the EBM Tools Network and OCTO. To
register, visit: https://zoom.us/webinar/register/WN -tb3QBx7TJi-
9rCik7w4aJg
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 51
-------
FORMULIR EVALUASI DIALOG PEMANGKU
KEPENTINGAN
CEC Meeting-Participants Survey
Building community solutions to prevent land-based litter from entering
the Tijuana River watershed 4 May 2018 Imperial Beach, CA
Meeting Content
Please rate the statements in the table below on a scale of 1 to 5 as follows:
5—Strongly agree; 4—Agree; 3—Neither agree nor disagree; 2—Disagree; 1—Strongly disagree
Statements
Rating
(1 to 5)
Comments
1.
The agenda was balanced
2.
The facilitator(s) clearly explained
the meeting objectives and
methodology
3.
Presenters spoke clearly and were
engaging
4.
Presenters gave about the right
amount of detail
5.
The presenters answered
questions well
6.
The time allocated for questions
was sufficient
7.
Documentation and PowerPoint
presentations were useful
8.
The discussion topics were
appropriate
9.
The meeting was productive and
the objectives of the meeting
were met
10.
The meeting was well organized
and ran smoothly
11.
The meeting met my
objectives/expectations
12.
1 felt comfortable contributing to
the meeting
13.
The information presented was
useful to my work
Please continue on the next page.
Thank you fortaking the time to complete this survey!
Page 1 of 2
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 52
-------
FORMULIR EVALUASI DIALOG PEMANGKU
KEPENTINGAN (lanjutan)
CEC Meeting-Participants Survey
Building community solutions to prevent land-based litter from entering
the Tijuana River watershed 4 May 2018 Imperial Beach, CA
14.
1 foresee implementing some
changes in my work as a result of
what 1 learned at this meeting
15.
1 foresee being able to share with
others in my work environment
what 1 learned at this meeting
Meeting Logistics
Please rate the elements in the table below on a scale of 1 to 5 as follows:
5—Excellent; 4—Above average; 3—Average; 2—Below average; 1—Poor
Logistic Elements
Rating
(1 to 5)
Comments
Overall preparation by CEC Secretariat
Meeting destination
Accessibility of meeting facilities
Quality of meeting facilities
Room set-up
Food during the meeting
Interpretation services
Audiovisual equipment
Shuttle Service
Feel free to provide additional comments here, including questions and suggestions you may have forthe
experts or CEC staff regarding this type of events:
Thank you for taking the time to complete this survey!
Page 2 of 2
Panduan Internasional tentang Perairan Bebas Sampah (Trash Free Waters) | 53
-------
&EPA
United States
Environmental Protection
Agency
BATTELIE
Pekerjaan dan presentasi desain dimungkinkan melalui kolaborasi berdasarkan perjanjian
kerja sama antara Badan Perlindungan Lingkungan AS dan Battelle melalui # Hibah 83617201.
------- |